JagatBisnis.com – PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) terus memperluas jejaknya di industri air minum dalam kemasan (AMDK) dengan rencana ambisius untuk menambah tiga pabrik baru di tahun 2024. Ekspansi ini bertujuan memperkuat posisi CLEO sebagai salah satu pemain utama di pasar AMDK Indonesia.
Rencana Ekspansi dan Investasi
Presiden Direktur Sariguna Primatirta, Melisa Patricia, mengungkapkan bahwa CLEO akan membangun pabrik baru di Palu (Sulawesi Tengah), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Pekanbaru (Riau). Pabrik-pabrik ini direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2025, menjadikan total pabrik CLEO di seluruh Indonesia menjadi 35 unit pada tahun depan. “Dengan penambahan ini, kami bertujuan untuk memiliki jaringan produksi dan distribusi terbesar di Indonesia,” ujar Melisa dalam keterangan persnya, Selasa (10/9).
Untuk mewujudkan ekspansi ini, CLEO mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 450 miliar pada tahun 2024. Dana ini tidak hanya akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru tetapi juga untuk memperluas fasilitas pabrik yang sudah ada. Hingga akhir semester I-2024, CLEO telah menyerap sekitar Rp 290 miliar dari total anggaran capex tahun ini, atau sekitar 60% dari target.
Strategi Pertumbuhan dan Fokus Pasar
Melisa menjelaskan bahwa industri AMDK terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil setiap tahun. CLEO sendiri secara konsisten mencatatkan pertumbuhan penjualan dua digit, melampaui rata-rata pertumbuhan industri yang hanya 5%. Biasanya, kinerja CLEO mencapai puncaknya pada semester kedua tahun ini, dan perusahaan yakin dapat mencapai target pertumbuhan penjualan dua digit pada 2024.
Strategi utama CLEO tahun ini adalah memperluas jangkauan pasar melalui pembangunan pabrik baru dan pengembangan jaringan distribusi. Fokus utama dari ekspansi ini adalah wilayah di luar Jawa yang belum terjamah, dengan tujuan mendekatkan produk CLEO kepada pelanggan serta meningkatkan efisiensi biaya operasional.
Teknologi dan Inovasi dalam Produk
CLEO juga berkomitmen pada kualitas produk dengan menggunakan teknologi nano-filter untuk memproses air murni. Teknologi ini menghilangkan material inorganik dan polutan, atau Total Dissolved Solids (TDS), untuk menghasilkan air dengan kadar mineral yang sangat rendah, sesuai dengan preferensi pelanggan.
Lebih dari itu, CLEO telah menggunakan kemasan bebas BPA selama 20 tahun untuk memastikan keamanan produk. Peraturan BPOM yang mewajibkan label peringatan BPA semakin mendukung strategi ini, mengingat tingginya kesadaran masyarakat akan bahaya BPA dan kecenderungan mereka untuk beralih ke produk seperti CLEO.
Melisa Patricia menambahkan, “Kami percaya bahwa dengan investasi dan inovasi yang kami lakukan, CLEO akan terus berkembang dan memenuhi kebutuhan pasar yang semakin meningkat. Kami berkomitmen untuk menawarkan produk berkualitas tinggi dan layanan terbaik kepada konsumen di seluruh Indonesia.”
Dengan langkah-langkah strategis ini, CLEO bertujuan tidak hanya untuk memperkuat posisinya di pasar AMDK domestik tetapi juga untuk memastikan bahwa produk mereka tetap menjadi pilihan utama bagi konsumen yang mengutamakan kualitas dan keamanan. (Hky)
