JagatBisnis.com – Gedung DPR RI akan menjadi saksi pidato Nota Keuangan Pengantar Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 yang akan disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Dalam pidato tersebut, Presiden akan memaparkan kerangka ekonomi makro, parameter fiskal, serta aspek sosial yang menjadi fokus anggaran tahun depan.
Menjelang pidato ini, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengingatkan pentingnya mencermati ketersediaan ruang fiskal untuk membiayai program-program baru yang direncanakan oleh Presiden Terpilih Prabowo-Gibran. Beberapa program prioritas yang menjadi sorotan antara lain penyediaan makanan bergizi, pengembangan food estate, bioenergi, serta kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN).
Bhima menyoroti tantangan utama dalam pencapaian target penerimaan negara di tahun 2025. Salah satu tantangan terbesar adalah ketidakpastian dalam penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dipengaruhi oleh kinerja ekspor komoditas. Proyeksi permintaan dari negara mitra dagang tradisional diperkirakan akan melambat, sehingga mempengaruhi ketersediaan sumber pendapatan.
Selain itu, Bhima mengingatkan bahwa pemerintah harus berhati-hati dalam mengejar target penerimaan pajak domestik. Jika tidak dikelola dengan bijak, hal ini dapat berdampak pada kontraksi konsumsi rumah tangga dan industri, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Bhima juga memperkirakan bahwa tim keuangan di bawah Presiden Terpilih Prabowo kemungkinan akan melakukan perombakan terhadap APBN 2025 melalui skema APBN Perubahan pada kuartal pertama tahun depan. “Penting untuk melakukan seleksi yang ketat terhadap program-program yang akan dijalankan agar tidak memperburuk defisit anggaran secara berlebihan,” ujarnya.
Dengan berbagai tantangan yang ada, pidato Nota Keuangan ini akan menjadi momentum penting untuk menentukan arah kebijakan fiskal dan ekonomi negara di tahun mendatang. Pemerintah dihadapkan pada tugas berat untuk menyelaraskan kebutuhan pengeluaran dengan keterbatasan sumber pendapatan, sambil tetap menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (Mhd)