Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB): Pusat Pertumbuhan Industri dan Destinasi Investasi Global

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB): Pusat Pertumbuhan Industri dan Destinasi Investasi Global. foto dok indonesia.go.id

JagatBisnis.com – Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) semakin memperkuat posisinya sebagai pusat pertumbuhan industri di Indonesia dan menjadi magnet investasi global. Terletak di Jawa Tengah, KITB merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menawarkan berbagai fasilitas modern dan ramah lingkungan, didukung oleh infrastruktur dan utilitas terkini.

Dukungan Pemerintah untuk KITB semakin konkret dengan adanya Perpres 106/2022 yang menyoroti percepatan investasi melalui pengembangan kawasan ini. Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah melakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung kawasan ini dan menyerahkan aset senilai Rp3,3 triliun kepada PT Danareksa (Persero) dalam bentuk Penambahan Modal Negara non-tunai.

Aset yang diserahkan mencakup jalan kawasan, rusun pekerja, instalasi pengelolaan air, serta tempat pengolahan sampah terpadu. Fasilitas ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar tenant dan mendukung operasional industri secara efisien dan berkelanjutan.

Baca Juga :   Jokowi Sebut Pembebasan Lahan Jadi Hambatan Utama PSN, Pastikan 126 Juta Sertifikat Tanah Selesai 2024

Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi menegaskan komitmen untuk mengoptimalkan potensi KITB. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan potensi KITB, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja dan mendukung UMKM,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan menambahkan, “KITB berkomitmen untuk menyediakan fasilitas terbaik dengan berorientasi pada keberlanjutan, termasuk penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.”

Keunggulan Infrastruktur KITB

Beberapa keunggulan infrastruktur di KITB termasuk:

– **Jalan Kawasan**: Membangun ± 50 kilometer jalan yang terhubung langsung dengan Tol Trans Jawa dan Jalan Nasional Trans Pantai Utara-Jawa. Rencana ke depan termasuk interkoneksi dengan akses pelabuhan melalui kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia.

Baca Juga :   WIKA Bidik Dana Jumbo Rp 9,22 Triliun untuk Bangun IKN dan PSN: Aksi Korporasi Terbesar di 2024!

– **Rusun Pekerja**: Fasilitas hunian bersertifikasi Greenship Neighborhood dengan 10 tower yang menampung ± 2.000 pekerja, dilengkapi dengan fasilitas dasar dan terintegrasi dengan transportasi area.

– **Reservoir Air Baku & Drainase Utama**: Dua reservoir dengan kapasitas besar yang menyediakan air bersih dan terhubung dengan Sungai Urang.

– **Instalasi Pengolahan Air Bersih dan Limbah**: Dua instalasi pengolahan air bersih dengan kapasitas 285 liter per detik dan 215 liter per detik serta fasilitas pengolahan limbah dengan kapasitas 18.000 meter kubik per hari.

– **Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)**: Sistem pengolahan sampah dengan kapasitas 5 ton/hari, yang memproses sampah menjadi 10% sampah padat aman untuk lingkungan.

– **Energi**: Infrastruktur distribusi gas bumi sepanjang 5 kilometer dengan kapasitas 15 juta standar kaki kubik per hari.

Baca Juga :   Menteri Perhubungan Menerima Apresiasi untuk Proyek Strategis Nasional

Saat ini, KITB telah menarik 18 perusahaan dari berbagai negara, termasuk PT KCC Glass, PT Wavin Manufacturing, dan PT Yih Quan Footwear. Total nilai investasi mencapai Rp14,8 triliun dengan penyerapan 19 ribu tenaga kerja. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga meresmikan ekspor perdana sepatu Hoka yang diproduksi oleh PT Yih Quan Footwear ke Amerika Serikat.

“KITB adalah manifestasi upaya pemerintah untuk menarik investasi global ke Indonesia. Kami memastikan bahwa pengembangan KITB dilakukan dengan tata kelola perusahaan yang baik untuk memberikan manfaat optimal bagi perekonomian dan masyarakat,” tutup Yadi.

Dengan infrastruktur berstandar internasional dan fasilitas ramah lingkungan, KITB diharapkan dapat terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Tengah dan Indonesia, serta menarik lebih banyak investasi global di masa depan. (Hky)