JagatBisnis.com – PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) terus memperkuat strategi bisnisnya untuk mengejar target kinerja di sisa tahun 2025. Menghadapi tekanan biaya dan dinamika pasar global, ELPI memanfaatkan keunggulan ekosistem maritim terintegrasi yang dimilikinya.
Salah satu kekuatan utama ELPI adalah kepemilikan galangan kapal sendiri, yang memungkinkan seluruh proses docking dan perawatan armada dilakukan secara internal. Strategi ini memberikan efisiensi biaya dan waktu yang signifikan dibandingkan perusahaan pelayaran lain yang masih bergantung pada pihak ketiga.
“Efisiensi ini menjadi kunci bagi kami dalam menjaga profitabilitas, terutama di tengah ketatnya persaingan industri,” ujar Wawan Heri Purnomo, Corporate Secretary ELPI.
Ekspansi ke Timur Tengah dan Asia Pasifik
ELPI juga terus mendorong ekspansi layanan ke kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Kawasan ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan tinggi, khususnya di sektor logistik dan energi. Salah satu armada terbaru, Kazo Agility 2, telah mulai beroperasi dalam proyek strategis di wilayah Timur Tengah.
Untuk memperkuat posisi di pasar baru, ELPI menjalin kolaborasi dengan mitra lokal guna mendukung operasional serta meningkatkan daya saing layanan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang ELPI dalam menembus pasar internasional secara lebih agresif.
Strategi Tarif Kompetitif dan Fokus Keberlanjutan
Dalam menghadapi persaingan global, ELPI menerapkan pendekatan tarif fair price charter yang mempertimbangkan kompleksitas proyek dan kebutuhan pelanggan. Strategi ini tidak hanya menjaga daya saing, tetapi juga memastikan margin perusahaan tetap sehat dan berkelanjutan.
Selain itu, ELPI tetap berkomitmen terhadap penerapan standar internasional, termasuk prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnisnya.
Tantangan Sementara, Optimisme Tetap Terjaga
Di tengah berbagai tantangan eksternal seperti ketidakpastian geopolitik dan fluktuasi harga energi, ELPI mencatat penurunan kinerja pada kuartal I-2025. Pendapatan perusahaan turun 29,28% secara tahunan menjadi Rp 212,60 miliar. Sementara itu, laba bersih juga mengalami penurunan 28,68% menjadi Rp 44,96 miliar dari Rp 63,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ini dipengaruhi oleh faktor teknis seperti docking kapal Big Marine, keterlambatan pembayaran dari beberapa klien strategis, serta dampak libur panjang nasional terhadap aktivitas pelayaran.
Meski begitu, manajemen ELPI tetap optimistis. Pemulihan kinerja diharapkan akan mulai terlihat seiring normalisasi operasional pasca docking dan peningkatan aktivitas ekspansi di sektor energi serta logistik maritim.
“Ini hanya fase sementara. Kami yakin target bisnis 2025 masih berada di jalur yang tepat,” pungkas Wawan. (Mhd)