Ekbis  

APEX Fokus Dorong Utilisasi Rig di 2025, Andalkan Kontrak Baru dari Pertamina

APEX Fokus Dorong Utilisasi Rig di 2025, Andalkan Kontrak Baru dari Pertamina

JagatBisnis.com – PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) menatap sisa tahun 2025 dengan strategi fokus pada peningkatan utilisasi rig, terutama setelah kinerja pada kuartal pertama mengalami penurunan. Perusahaan jasa pengeboran ini berharap bisa mempertahankan performa setidaknya setara dengan capaian di 2024, sambil terus berupaya merebut kontrak-kontrak strategis, baik di sektor minyak dan gas maupun panas bumi.

Kinerja Kuartal I-2025 Menurun

Pendapatan APEX pada kuartal I-2025 tercatat sebesar US$ 22,87 juta, turun 3,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mayoritas pendapatan masih berasal dari jasa pemboran senilai US$ 21,92 juta, yang juga mengalami penurunan tipis 0,54%. Laba bersih perusahaan pun anjlok tajam 74,33%, dari US$ 1,70 juta menjadi US$ 437.451.

Corporate Secretary APEX, Frieda Salvantina, mengungkapkan bahwa penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya utilisasi rig darat. Meskipun begitu, rig lepas pantai menunjukkan peningkatan utilisasi, namun belum cukup untuk menutupi kekosongan kinerja dari rig darat.

“Kami tidak menetapkan target pertumbuhan yang agresif di 2025, tapi berusaha menjaga stabilitas kinerja seperti yang kami capai pada 2024,” ujar Frieda, Senin (23/6).

Capaian 2024 Jadi Acuan

Sebagai informasi, pada 2024 APEX mencatat lonjakan pendapatan sebesar 35,82% menjadi US$ 84,58 juta dari sebelumnya US$ 62,27 juta. Bahkan, perusahaan berhasil berbalik dari rugi bersih US$ 1,34 juta di 2023 menjadi laba bersih US$ 542.825 pada 2024.

Faktor utama yang mendorong performa APEX tahun lalu adalah peningkatan utilisasi rig lepas pantai, yang melonjak dari 73% menjadi 83%. Oleh karena itu, peningkatan utilisasi rig tetap menjadi fokus utama APEX dalam strategi bisnisnya di tahun ini.

Deretan Kontrak Baru dari Pertamina

Untuk menjaga momentum, APEX terus membidik peluang kontrak baru. Beberapa kontrak strategis berhasil diraih dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), antara lain:

  • 24 Februari 2025: Kontrak pengeboran laut senilai US$ 4,8 juta (durasi 3 bulan)

  • 3 Maret 2025: Kontrak senilai US$ 2,4 juta (durasi 45 hari)

  • 17 Maret 2025: Kontrak besar senilai US$ 119,7 juta (durasi 3,5 tahun)

  • 16 Mei 2025: Kontrak senilai US$ 25 juta (durasi 1 tahun)

Kontrak-kontrak ini diharapkan menjadi pendorong utama peningkatan utilisasi rig APEX ke depan.

Strategi dan Outlook

APEX tetap fokus pada jasa penunjang migas, yang telah ditekuni selama lebih dari 40 tahun. Strategi perusahaan mencakup pengendalian biaya yang ketat, peningkatan efisiensi operasional, serta pemeliharaan standar keselamatan dan kualitas kerja yang tinggi.

Terkait belanja modal (capex), Frieda menyebut anggaran tahun ini difokuskan pada perawatan rig lepas pantai dan kemungkinan reaktivasi rig darat jika ada proyek yang sesuai. Namun, belum ada rincian angka yang diumumkan untuk capex 2025.

Tantangan Global dan Harapan Stabilitas

APEX juga mencermati kondisi geopolitik global, terutama konflik militer antara Iran dan Israel yang berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia. Meski kondisi tersebut bisa membuka peluang pasar, APEX tetap menekankan pentingnya stabilitas jangka panjang.

“Yang lebih kami harapkan adalah terciptanya perdamaian. Stabilitas politik dan ekonomi akan menjadi fondasi penting untuk mendukung pertumbuhan sektor energi secara berkelanjutan,” tutup Frieda. (Mhd)