JagatBisnis.com – PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) akan membagikan dividen tunai senilai Rp 3,57 miliar dari laba bersih tahun buku 2024. Setiap pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp 1,17 per saham, sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 18 Juni 2025.
Dividen yang dibagikan ini setara dengan 14,98% dari laba bersih perusahaan tahun 2024, yang tercatat sebesar Rp 23,83 miliar. Meski laba menurun hampir 30% dibanding tahun sebelumnya, PDPP tetap berkomitmen untuk memberikan imbal hasil kepada para investornya.
Berikut jadwal pembagian dividen PDPP:
-
Cum dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 26 Juni 2025
-
Cum dividen di Pasar Tunai: 1 Juli 2025
Kinerja Keuangan Tertekan, Laba Kuartal I Anjlok 94%
PDPP, produsen kemasan plastik yang salah satu pemegang sahamnya adalah taipan properti Sugianto Kusuma alias Aguan, tengah menghadapi tantangan bisnis. Pada kuartal I-2025, pendapatan turun 17,02% (yoy) menjadi Rp 106,07 miliar, dari sebelumnya Rp 127,84 miliar. Sementara laba bersih anjlok drastis 94% menjadi hanya Rp 495,11 juta dari Rp 8,24 miliar.
Salah satu faktor utama penurunan ini adalah transisi produk inti dari galon berbahan Polycarbonate (PC) ke Polyethylene Terephthalate (PET). Direktur Utama Kennie Angesty menyebutkan bahwa peralihan ini sementara menurunkan omzet sekaligus menaikkan biaya operasional.
Selain itu, naiknya biaya karyawan karena pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang tercatat di kuartal I-2025 juga menjadi beban tambahan. Sebelumnya, THR masuk laporan keuangan kuartal kedua.
Fokus Ekspansi Daur Ulang dan Investasi Mesin
Meski kinerja terkoreksi, PDPP tetap menjalankan strategi ekspansi, khususnya di lini produk daur ulang seperti PC Flakes, PC Pellets, dan PET Flakes. Perusahaan juga bekerja sama dengan mitra untuk mendaur ulang galon PC yang beredar di pasar seiring pergantian ke galon PET.
Menurut Kennie, transisi ke PET diperkirakan dapat meningkatkan gross margin hingga 4,6%, sehingga menjadi salah satu motor pemulihan kinerja di paruh kedua 2025.
PDPP juga mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 30 miliar untuk tahun ini. Investasi tersebut digunakan untuk pembelian mesin, penambahan kapasitas gudang, serta pembangunan fasilitas baru di Kabupaten Tangerang guna mendukung bisnis daur ulang. Hingga akhir Maret 2025, realisasi capex telah mencapai Rp 6,1 miliar atau sekitar 20,3% dari total anggaran.
Kepemilikan Saham dan Prospek
Per Mei 2025, Aguan tercatat memegang 5% saham PDPP, sementara pengendali utama adalah Tirto Angesty dengan porsi kepemilikan 40%. Meski awal tahun berjalan lambat, manajemen optimistis PDPP akan mampu mencatatkan pemulihan pendapatan dan margin di semester II-2025, terutama dari lini daur ulang yang dinilai menjanjikan. (Mhd)