JagatBisnis.com – PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) mencatat peningkatan signifikan dalam modal inti sepanjang kuartal II-2025. Kenaikan ini didorong oleh dua aksi korporasi strategis yang dilakukan pada Juni 2025, yakni divestasi anak usaha dan realisasi waran, yang membawa modal inti BVIC menembus angka Rp 4 triliun — naik dari posisi sebelumnya di kisaran Rp 3,6 triliun.
Wakil Direktur BVIC, Rusli, menyampaikan bahwa perkembangan ini menjadi sinyal positif bagi langkah bank menuju kategori Bank Umum Kelompok Usaha (KBMI) 2, yang mensyaratkan modal inti minimum Rp 6 triliun.
“Ini pencapaian yang menggembirakan, karena saat ini kami sudah Rp 1 triliun di atas ketentuan minimum modal inti sebesar Rp 3 triliun,” ujar Rusli, Jumat (20/6).
Dua Aksi Korporasi Dorong Kenaikan Modal
Kenaikan modal inti BVIC berasal dari dua langkah utama:
-
Divestasi PT Bank Victoria Syariah (BVS)
BVIC resmi melepas 19,8% kepemilikan saham di BVS kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) senilai Rp 322,5 miliar. Dari transaksi ini, BVIC mencatat keuntungan bersih sebesar Rp 100,66 miliar. -
Exercise Waran BVIC-W Seri VII
BVIC juga memperoleh tambahan modal sebesar Rp 256,66 miliar dari pelaksanaan waran. Dana ini langsung memperkuat struktur permodalan bank.
Menuju KBMI 2: Tantangan dan Prospek
Dengan pencapaian ini, Bank Victoria semakin mendekati syarat untuk naik kelas ke KBMI 2. Langkah tersebut penting agar bank bisa memperluas cakupan layanan, produk, serta potensi sinergi bisnis yang lebih besar di masa mendatang.
Meski target Rp 6 triliun masih menunggu pemenuhan, tren penguatan modal dan aksi korporasi yang agresif menunjukkan keseriusan manajemen dalam mengakselerasi transformasi bisnis.
Rasio CAR Naik, Struktur Permodalan Makin Kuat
Peningkatan modal inti juga berdampak langsung pada penguatan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Bank Victoria. Tercatat, CAR yang pada 2021 berada di level 17,49%, kini telah naik menjadi 21,02% per Maret 2025.
“Kenaikan CAR menunjukkan struktur permodalan kami semakin solid, dan ini menjadi landasan penting untuk pertumbuhan berkelanjutan,” tutup Rusli. (Hky)