JagatBisnis.com – Gitar buatan Indonesia kembali menunjukkan taringnya di pasar internasional. Dalam ajang pameran alat musik terbesar di Asia, Sound Messe Osaka 2025, gitar-gitar karya anak bangsa berhasil menarik minat lebih dari 15 calon pembeli potensial dari berbagai negara, termasuk Jepang.
Pameran yang digelar pada 10–11 Mei 2025 di Osaka Hall ini mencatatkan potensi transaksi awal sebesar US$ 202.950 atau setara Rp 3,33 miliar. Sejumlah perusahaan ternama asal Jepang, seperti Blue Guitars Toyama, Addie Tone, Moridaira Musical Inst. Co. Ltd., hingga Sonic System Co. Ltd., menunjukkan ketertarikan terhadap produk gitar Indonesia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI, Fajarini Puntodewi, mengatakan bahwa partisipasi Indonesia di Sound Messe Osaka menjadi bagian dari upaya strategis dalam mendorong ekspor alat musik nasional.
“Keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini mempertegas komitmen kami untuk mendorong daya saing alat musik buatan lokal di pasar internasional,” ujar Fajarini dalam keterangannya, Sabtu (31/5).
Senada dengan itu, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kemendag RI, Deden Muhammad Fajar Shiddiq, menambahkan bahwa pasar Jepang sangat potensial untuk segmen gitar berkualitas, terlebih dengan dukungan kemitraan ekonomi Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).
Ekspor Gitar Indonesia Tumbuh Signifikan
Prestasi Indonesia dalam industri alat musik tak hanya terjadi di pameran, tetapi juga tercermin dari kinerja ekspor. Sepanjang tahun 2024, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai eksportir alat musik terbesar di dunia dengan nilai ekspor mencapai US$ 613,96 juta, setara dengan 7,66% pangsa pasar global. Tiongkok masih menjadi pemain dominan dengan ekspor senilai US$ 2,26 miliar atau 28,17% pangsa pasar.
Sementara itu, di pasar Jepang, Indonesia juga menunjukkan performa kuat. Pada 2024, Indonesia menjadi pemasok gitar akustik terbesar keempat, mencatat nilai ekspor US$ 2,4 juta dan meraih pangsa pasar 7,2%. Di atas Indonesia terdapat Amerika Serikat (US$ 13,56 juta), Tiongkok (US$ 11,82 juta), dan Meksiko (US$ 2,68 juta).
Secara keseluruhan, Indonesia menduduki posisi kedua sebagai pemasok alat musik ke Jepang dengan nilai ekspor US$ 109,24 juta, menyumbang 22,33% dari total impor alat musik negara tersebut. Tiongkok masih memimpin dengan pangsa pasar 26,1%.
Dengan tren positif ini, Indonesia berpeluang besar untuk terus memperluas dominasi produk alat musik, terutama gitar, di pasar global. (Mhd)