Pemerintah Targetkan Pembangunan Jaringan Transmisi Listrik 47.758 Km hingga 2034, Investasi Rp 565,3 Triliun

Pemerintah Targetkan Pembangunan Jaringan Transmisi Listrik 47.758 Km hingga 2034, Investasi Rp 565,3 Triliun

JagatBisnis.com – Pemerintah melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 menargetkan pembangunan jaringan transmisi listrik sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) hingga tahun 2034.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, proyek ini merupakan peluang investasi strategis yang akan menyerap dana hingga Rp 565,3 triliun.

Pembangunan jaringan transmisi akan tersebar di berbagai wilayah, dengan rincian:

  • Jawa-Madura-Bali: 13.900 kms

  • Sumatra: 11.200 kms

  • Kalimantan: 9.800 kms

  • Sulawesi: 9.000 kms

  • Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara: 3.900 kms

Baca Juga :   Avia Avian (AVIA) Bagikan Dividen Rp1,33 Triliun dan Buyback Saham Rp1 Triliun, Investor Sumringah!

Langkah ini mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% dalam satu dekade mendatang.


Target Penambahan Kapasitas Pembangkit Listrik 69,5 GW hingga 2034

Selain transmisi, pemerintah juga berencana menambah kapasitas pembangkit listrik nasional sebesar 69,5 gigawatt (GW) hingga 2034, dengan 76% berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) serta storage.

Baca Juga :   Avia Avian (AVIA) Bagikan Dividen Rp1,33 Triliun dan Buyback Saham Rp1 Triliun, Investor Sumringah!

Rincian kapasitas pembangkit EBT:

  • Total EBT: 42,6 GW (61% dari total kapasitas)

  • Energi surya: 17,1 GW

  • Energi air: 11,7 GW

  • Energi angin: 7,2 GW

  • Panas bumi: 5,2 GW

  • Bioenergi: 0,9 GW

  • Nuklir: 0,5 GW

Untuk sistem penyimpanan energi (storage):

  • Pumped storage: 4,3 GW

  • Baterai: 6 GW

Baca Juga :   Avia Avian (AVIA) Bagikan Dividen Rp1,33 Triliun dan Buyback Saham Rp1 Triliun, Investor Sumringah!

Pembangkit berbasis fosil tetap ada sebagai penunjang, yakni:

  • Gas: 10,3 GW

  • Batu bara: 6,3 GW

Penambahan kapasitas ini akan dilakukan dalam dua tahap:

  • Tahap 1 (2025–2029): 27,9 GW

  • Tahap 2 (2030–2034): 41,6 GW


Pemerintah optimistis proyek ini mendukung ketersediaan listrik yang andal dan berkelanjutan serta mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. (Hky)