Jumlah Pekurban Menurun, Nilai Ekonomi Kurban 2025 Diproyeksi Turun ke Rp 27,1 Triliun

Jumlah Pekurban Menurun, Nilai Ekonomi Kurban 2025 Diproyeksi Turun ke Rp 27,1 Triliun

JagatBisnis.com – Momen Idul Adha 2025 diperkirakan tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya dari sisi ekonomi. Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan nilai ekonomi kurban tahun ini hanya mencapai Rp 27,1 triliun, turun dari tahun 2024 yang berada di angka Rp 28,3 triliun.

Peneliti IDEAS, Muhammad Anwar, menyebut penurunan ini dipicu oleh berkurangnya jumlah pekurban. Jika tahun lalu tercatat sekitar 2,16 juta orang yang berkurban, tahun ini diperkirakan hanya sekitar 1,92 juta orang.

“Artinya, ada potensi penurunan sekitar 233.000 pekurban dalam satu tahun terakhir. Jumlah ini bahkan lebih rendah dibanding saat pandemi Covid-19,” ujar Anwar, Minggu (25/5).

Sebagai perbandingan, pada tahun 2021 dan 2022—masa pandemi—jumlah pekurban masing-masing mencapai sekitar 2,11 juta dan 2,17 juta orang.

Penurunan Kelas Menengah Atas Jadi Penyebab

Anwar menjelaskan, berkurangnya jumlah pekurban tahun ini berkaitan erat dengan tekanan ekonomi yang dihadapi masyarakat kelas menengah dan atas—kelompok yang selama ini mendominasi sebagai pekurban. Krisis di sektor ketenagakerjaan dan pertanian disebut turut berkontribusi terhadap penurunan pendapatan masyarakat, yang berimbas pada daya beli dan kemampuan berkurban.

Sentra Ternak Besar dan Kecil Masih Siap Suplai

Meski proyeksi ekonomi kurban menurun, sejumlah daerah sentra ternak tetap menjadi tulang punggung pasokan hewan kurban.

  • Sapi dan Kerbau Potong:

    • Sumbawa tercatat sebagai sentra utama sapi dengan populasi sekitar 300.000 ekor.

    • Sumenep, Bone, dan Tuban juga memiliki potensi tinggi, masing-masing di atas 200.000 ekor.

    • Untuk kerbau, daerah seperti Sumba Timur, Tana Toraja, dan Aceh Barat memimpin, dengan populasi 15.000–20.000 ekor.

  • Kambing dan Domba:

    • Sukabumi menjadi sentra ternak kecil, khususnya domba, dengan populasi lebih dari 350.000 ekor.

    • Disusul Cianjur, Garut, dan Temanggung dengan populasi di atas 200.000 ekor.

    • Untuk kambing, Kabupaten Bogor memiliki populasi tertinggi, di atas 100.000 ekor.

    • Sedangkan Lampung Tengah, Malang, Ponorogo, dan Blitar menonjol dalam kategori kambing potong, dengan populasi 400.000–500.000 ekor.

Meskipun tahun ini menunjukkan pelemahan dari sisi permintaan, kesiapan daerah sentra ternak tetap terjaga. Anwar menyimpulkan bahwa potensi ekonomi kurban akan tetap signifikan, namun pelaku industri dan pemerintah perlu mewaspadai tren penurunan ini dan menyiapkan strategi adaptif ke depan. (Mhd)