JagatBisnis.com – Penggabungan usaha antara PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), dan PT Smart Telecom akhirnya rampung. Akta Penggabungan telah diteken pada 15 April 2025, menjadikan XL Axiata sebagai entitas yang bertahan dengan nama baru: PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk.
Sebagai dampak hukum, status hukum Smartfren Telecom dan Smart Telecom resmi berakhir. Seluruh efek saham FREN pun dihapus dari pencatatan Bursa Efek Indonesia per 17 April 2025.
Dalam transaksi besar yang terjadi sehari setelahnya, Axiata Group Bhd melalui Axiata Investments Sdn. Bhd. menjual 8,69 miliar saham EXCL—setara 66,25%—kepada PT Bali Media Telekomunikasi, pemegang saham FREN, dengan nilai Rp 7,6 triliun (harga per saham Rp 3.189).
Kini, Axiata Group Bhd dan Sinar Mas menjadi pemegang saham pengendali bersama XLSmart, masing-masing dengan porsi 34,8%.
Skala Baru, Visi Baru
Dengan total nilai merger mencapai Rp 22,41 triliun berdasarkan nilai pasar wajar, XLSmart hadir dengan kekuatan besar: 94,51 juta pelanggan seluler, pangsa pasar 25%, pendapatan proforma sebesar Rp 45,8 triliun, serta EBITDA lebih dari Rp 22,5 triliun.
Presiden Direktur & CEO XLSmart, Rajeev Sethi, menyatakan bahwa XLSmart siap menjadi perusahaan yang lebih responsif, gesit, dan cerdas dalam memberikan layanan kepada seluruh masyarakat Indonesia, dari kota besar hingga pelosok negeri.
“XLSmart hadir untuk memastikan setiap orang Indonesia memiliki akses terhadap setiap orang Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers pada 17 April.
Menariknya, meskipun merger telah terjadi, merek XL Axiata, Axis, dan Smartfren tetap akan digunakan secara terpisah di bawah payung XLSmart. Tidak akan ada peluncuran merek baru, dan seluruh layanan pelanggan tetap berjalan normal.
Efisiensi dan Ekspansi: Fokus Utama
Merger ini diprediksi menciptakan efisiensi biaya yang signifikan, dengan potensi sinergi sebelum pajak antara US$ 300 juta hingga US$ 400 juta. Hal ini akan dicapai melalui integrasi jaringan strategis, optimalisasi sumber daya, dan efisiensi dari menara-menara yang tumpang tindih.
XLSmart berencana menonaktifkan sekitar 20%–30% dari total 67.000 menara, dan kini memiliki total spektrum telekomunikasi sebesar 152 Mhz, memberikan daya saing tinggi di industri.
Chief Financial Officer Antony Susilo menyampaikan bahwa saat ini perusahaan fokus pada integrasi jaringan dan sistem informasi, serta akan memperkuat lini bisnis enterprise dan layanan internet rumah (home broadband).
Peluang dan Proyeksi Pasar
Proses integrasi diperkirakan akan selesai dalam waktu kurang dari dua tahun—mirip dengan merger Indosat dan Hutchison 3 Indonesia pada 2022. Meski akan muncul biaya integrasi satu kali pada semester pertama 2025, analis memperkirakan sinergi jangka panjangnya akan jauh lebih besar.
Paula Ruth, analis UOB Kay Hian Sekuritas, mencermati potensi pertumbuhan tinggi di segmen fixed broadband dan seluler, dan merekomendasikan beli saham EXCL dengan target harga Rp 3.300 per saham. (Mhd)