Dolar AS Melemah Tajam: Siapa Saja yang Diuntungkan?

Dolar AS Melemah Tajam: Siapa Saja yang Diuntungkan?

JagatBisnis.com – Mata uang dolar Amerika Serikat—yang selama ini menjadi tulang punggung sistem keuangan global—telah melemah hampir 10% dari puncaknya pada pertengahan Januari 2025, menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap sekeranjang mata uang utama.

Pelemahan ini dipicu oleh kebijakan tarif impor tinggi yang kembali diterapkan oleh Presiden Donald Trump. Kebijakan tersebut memicu lonjakan inflasi dan ketakutan akan resesi, sekaligus mengguncang kepercayaan investor terhadap kekuatan dolar AS.


Efek Domino Global

Depresiasi dolar telah berdampak luas: mulai dari melemahnya daya beli konsumen AS hingga meningkatnya biaya impor bagi pelaku usaha. Namun, di sisi lain, pelemahan dolar justru membuat ekspor AS menjadi lebih kompetitif di pasar global.

Sebagai mata uang cadangan dunia, penurunan nilai dolar juga memengaruhi perdagangan internasional berbagai komoditas seperti minyak, emas, dan produk agrikultur. Dampaknya pun terasa dari pasar mata uang hingga negara-negara produsen besar.


Pemenang dari Pelemahan Dolar AS

🌍 Mata Uang Asing Naik Daun

  • Franc Swiss melonjak lebih dari 9%, didukung reputasi stabilitas ekonomi dan netralitas politik.

  • Yen Jepang juga menguat lebih dari 9%, ditopang inflasi rendah dan permintaan tinggi atas obligasi.

  • Euro menembus level tertinggi dalam tiga tahun, menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kebijakan Bank Sentral Eropa.

  • Mata uang negara berkembang seperti dolar Singapura dan won Korea Selatan turut menguat.

  • Meskipun mata uang kripto sering dipandang sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, bitcoin justru turun 9% menjadi sekitar $84.400.

🌏 Negara-Negara Eksportir Diuntungkan

Ekonomi yang bergantung pada ekspor seperti Tiongkok, Jerman, Jepang, dan Malaysia ikut menikmati manfaat. Produk mereka jadi lebih murah dalam dolar, meningkatkan permintaan global dan mendorong pertumbuhan sektor industri dan saham domestik.

Negara kaya sumber daya seperti Arab Saudi dan Australia juga menikmati lonjakan permintaan atas ekspor minyak dan emas yang kini lebih terjangkau secara global.

Selain itu, tren de-dolarisasi atau pengurangan ketergantungan pada dolar dalam perdagangan internasional, semakin diperkuat di negara-negara seperti Brasil, India, Rusia, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

💰 Komoditas Mendulang Untung

  • Emas sebagai aset safe haven melonjak menembus $3.300 per ons.

  • Harga kedelai naik sekitar 4% menjadi $10,40 per bushel karena pasokan ketat dan tarif balasan dari Tiongkok terhadap produk AS.

  • Harga minyak mentah, meski sempat turun sejak awal tahun akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global, tetap berada dalam radar investor sebagai aset penting di tengah ketidakpastian.


Kesimpulan: Di Tengah Gejolak, Peluang Tetap Ada

Pelemahan dolar AS membuka peluang bagi banyak pihak—dari mata uang asing, negara eksportir, hingga pasar komoditas. Namun, volatilitas yang tinggi menuntut pelaku pasar untuk terus waspada, terutama terhadap kebijakan yang dapat mengubah arah ekonomi global dalam sekejap. (Mhd)