Ekbis  

Keputusan Trump Dukung Batu Bara Picu Optimisme Industri Energi Global

Keputusan Trump Dukung Batu Bara Picu Optimisme Industri Energi Global

JagatBisnis.com – Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menandatangani empat perintah eksekutif untuk mendukung industri batu bara di Negeri Paman Sam memberikan angin segar bagi komoditas energi ini di mata dunia. Meski dampaknya ke Indonesia tidak langsung terasa, sinyal keberpihakan dari negara sebesar Amerika dinilai positif oleh pelaku industri tambang nasional.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, menyatakan bahwa ekspor batu bara Indonesia ke Amerika Serikat memang belum signifikan, hanya sekitar 2–3% dari total ekspor tahunan. Namun, keputusan ini memberi harapan baru terhadap persepsi global terhadap batu bara.

“Ini menunjukkan bahwa Amerika masih menganggap batu bara sebagai sumber energi penting. Sinyal ini bisa menjadi acuan bagi negara-negara lain,” ujarnya, Sabtu (12/4).

Lebih lanjut, Hendra menekankan potensi dampak kebijakan ini terhadap sektor pembiayaan. “Meski volume ekspor ke AS kecil, keputusan Trump bisa memengaruhi kebijakan bank-bank berbasis di Amerika yang selama ini cenderung menghindari pembiayaan proyek batu bara. Ini bisa membuka ruang pendanaan baru,” jelasnya.

Di tengah tensi perang dagang global, khususnya antara AS dan Tiongkok, isu efisiensi energi di sektor industri menjadi semakin krusial. Hendra menyoroti bagaimana Tiongkok mampu menjaga daya saing produk mereka berkat penggunaan batu bara yang mendominasi sekitar 70% sumber energi nasional.

“Energi murah memungkinkan Tiongkok memproduksi barang dalam jumlah besar dan harga bersaing. Hal inilah yang membuat produk mereka mendominasi pasar global,” tuturnya.

Keputusan Amerika Serikat untuk kembali menunjukkan dukungan terhadap batu bara dinilai sebagai langkah realistis dalam menghadapi tantangan biaya energi global. Bahkan, menurut laporan Bloomberg, para pedagang batu bara menjadi pihak yang justru diuntungkan dari tarif baru yang dikenakan pada barang-barang impor ke AS.

Seiring meningkatnya kebutuhan energi murah di Asia, banyak perusahaan dinilai akan tetap mengandalkan batu bara untuk menjaga efisiensi operasional. Hendra meyakini bahwa dukungan dari negara besar seperti Amerika bisa mengubah arah kebijakan energi global yang selama ini terus menekan batu bara. (Mhd)