JagatBisnis.com – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 257.212 ton untuk memastikan ketersediaan pasokan hingga awal Maret 2025. Stok tersebut terdiri dari 215.430 ton Urea, 21.834 ton NPK Phonska, dan 19.948 ton NPK Kakao.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, menjelaskan bahwa stok ini akan disalurkan ke wilayah yang menjadi tanggung jawab distribusi perusahaan, yaitu Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Selain itu, Pupuk Kaltim juga bertanggung jawab untuk distribusi NPK Formula Khusus ke seluruh wilayah Indonesia.
“Untuk tahun ini, Pupuk Kaltim mendapat penugasan untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sebanyak 1.139.021 ton Urea, 370.742 ton NPK Phonska, dan 147.798 ton NPK Kakao dari total alokasi pupuk subsidi nasional sebesar 9,55 juta ton,” ujar Budi dalam siaran pers, Selasa (18/3).
Hingga 16 Maret 2025, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 222.040 ton pupuk bersubsidi, dengan rincian 155.068 ton Urea (14% dari alokasi yang ditugaskan), 56.250 ton NPK Phonska (15% dari alokasi), dan 10.722 ton NPK Formula Khusus (7% dari alokasi). Dengan capaian ini, Pupuk Kaltim optimis dapat mencapai target produksi sepanjang tahun 2025 yang sebesar 6.425.000 ton.
“Dengan kapasitas produksi 3.430.000 ton per tahun untuk Urea dan 300.000 ton per tahun untuk NPK, Pupuk Kaltim optimis mampu memenuhi kebutuhan pupuk petani, baik subsidi maupun nonsubsidi,” tambah Budi.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga terus mendorong kemandirian industri petrokimia nasional dan program hilirisasi. Salah satunya melalui pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 metrik ton per tahun dan berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap impor soda ash, yang sangat diperlukan untuk produksi kaca, tekstil, dan komoditas penting lainnya.
Pabrik soda ash ini juga akan menghasilkan produk sampingan amonium klorida hingga 300.000 metrik ton per tahun, yang dapat menjadi bahan baku pupuk. Selain itu, pabrik ini mendukung ekonomi sirkular dengan menyerap 170.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahun sebagai bahan baku soda ash. Diharapkan pabrik ini dapat beroperasi pada akhir 2027 dan menyerap lebih dari 800 tenaga kerja, termasuk tenaga kerja lokal.
“Pupuk Kaltim berkomitmen untuk berperan aktif dalam peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong industri petrokimia dalam negeri. Melalui inovasi dan penerapan teknologi, kami berharap dapat berkontribusi nyata untuk program-program prioritas pemerintah,” ujar Budi. (Zan)