JagatBisnis.com – Industri asuransi jiwa Indonesia akhirnya mencatatkan pencapaian positif dalam pendapatan premi pada tahun 2024, setelah mengalami penurunan sejak 2022. Berdasarkan data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi industri pada 2021 tercatat sebesar Rp 202,93 triliun, yang tumbuh 8,2% dibandingkan dengan tahun 2020.
Namun, tren tersebut berbalik pada 2022, ketika pendapatan premi industri turun menjadi Rp 192,08 triliun, mengalami penurunan 5,3% dibandingkan dengan 2021. Penurunan ini berlanjut pada 2023, dengan pendapatan premi yang tercatat hanya Rp 177,75 triliun, turun 7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pemulihan di 2024
Pada tahun 2024, industri asuransi jiwa akhirnya mengalami pemulihan dengan pendapatan premi yang tercatat sebesar Rp 185,39 triliun, meningkat 4,3% dibandingkan dengan pencapaian 2023. Peningkatan ini didorong oleh dua lini utama: premi bisnis baru yang mencapai Rp 108,32 triliun dan premi lanjutan sebesar Rp 77,07 triliun, yang masing-masing mengalami kenaikan 4,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pentingnya Asuransi Jiwa bagi Masyarakat
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, mengungkapkan bahwa pencapaian positif ini menandakan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya produk asuransi jiwa, baik sebagai perlindungan maupun sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
“Makin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari asuransi jiwa itu penting sebagai perlindungan maupun perencanaan keuangan jangka panjang,” ujar Budi dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta Pusat.
Proyeksi Positif dan Tantangan yang Masih Ada
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu, mengungkapkan keyakinannya bahwa pertumbuhan positif ini akan terus berlanjut pada tahun 2025. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa industri asuransi jiwa tetap harus mewaspadai tantangan yang mungkin mempengaruhi kinerja, seperti ketidakpastian ekonomi global dan domestik.
“Oleh karena itu, strategi inovatif dalam pemasaran dan pengelolaan investasi menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan industri,” kata Togar.
Dengan pencapaian tersebut, industri asuransi jiwa menunjukkan pemulihan yang signifikan setelah beberapa tahun mengalami penurunan, serta menjadi indikasi bahwa produk asuransi semakin dianggap penting oleh masyarakat Indonesia untuk melindungi diri dan merencanakan keuangan masa depan. (Zan)