Kemenperin Apresiasi Kebijakan Lanjutan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk Sektor Industri dan Kelistrikan

Kemenperin Apresiasi Kebijakan Lanjutan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk Sektor Industri dan Kelistrikan. foto dok pgnlng.co.id

JagatBisnis.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyambut baik rencana pemerintah untuk melanjutkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi sektor industri dan kelistrikan. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kepastian bagi industri yang sudah ada maupun calon investor di Indonesia.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Taufiek Bawazier, menyatakan bahwa keberlanjutan harga gas yang terjangkau sangat penting untuk menjaga kelangsungan operasi industri. “Kita mengapresiasi kebijakan harga gas yang sudah cukup murah, dan yang diminta industri adalah kepastian keberlanjutan pasokan gas, karena investor membutuhkan jaminan ada suplai yang stabil,” ujarnya pada Kamis (23/1).

Baca Juga :   Industri Kaca Menghadapi Krisis Kuota Gas: Implikasi dan Tantangan ke Depan

Taufiek juga menjelaskan bahwa harga gas diproyeksikan berada di kisaran US$ 6 hingga US$ 6,5 per MMBTU. Menurutnya, harga ini sudah dihitung secara kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia. Selain itu, kebijakan HGBT yang direncanakan berlangsung hingga lima tahun ke depan diharapkan dapat memberikan jaminan investasi bagi para investor, yang sangat bergantung pada kepastian pasokan energi dengan harga yang stabil.

Baca Juga :   Tren Industri Hijau, Kemenperin Dukung Skuter Listrik Konversi Buatan IKM Laris di Pasar Eropa

Sektor industri diproyeksikan akan menerima sekitar 27,3% dari total alokasi volume gas bumi yang akan disalurkan pada tahun ini. Namun, angka ini bisa berubah secara dinamis, tergantung pada kehadiran investasi baru di sektor-sektor yang membutuhkan pasokan gas, seperti industri kaca dan energi surya.

Baca Juga :   Jaga Produktivitas Sektor IKFT, Kemenperin Dukung Industri Perketat Protokol Kesehatan

Taufiek menekankan pentingnya memastikan ketersediaan gas untuk mendukung industri baru yang akan berkembang, agar para investor tidak kesulitan dalam mencari pasokan gas murah untuk operasional mereka. “Investor baru yang membangun pabrik-pabrik seperti polisilika atau sel surya, misalnya, juga membutuhkan pasokan gas. Kita harus memastikan ada cadangan agar mereka tidak kesulitan,” pungkasnya. (Hky)