JagatBisnis.com – Kebijakan pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan (AI) yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menarik perhatian banyak pihak, termasuk di Indonesia. Pembatasan ini tidak hanya berdampak pada sektor perdagangan, tetapi juga pada aspek geopolitik global. Meski demikian, XL Axiata tetap optimis dan siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul akibat kebijakan ini.
Marwan O. Baasir, Chief Corporate Affairs XL Axiata, mengatakan bahwa perusahaan terus memantau perkembangan kebijakan tersebut. Meskipun ada potensi dampak pada pasokan chip AI, XL Axiata tetap berkomitmen untuk memanfaatkan AI sebagai elemen utama dalam mendukung efisiensi operasional dan meningkatkan kualitas layanan pelanggan.
“Kami menyadari pentingnya peran kecerdasan buatan dalam pengembangan infrastruktur jaringan 5G dan layanan digital kami. AI sangat vital untuk meningkatkan kualitas layanan, memperkuat pengalaman pelanggan, dan tentunya mendorong daya saing kami di pasar,” ujar Marwan kepada KONTAN, Rabu (15/1).
XL Axiata optimistis dapat mengatasi potensi gangguan pasokan chip dengan strategi diversifikasi sumber teknologi. Perusahaan tengah mencari solusi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan chip dari Amerika Serikat, serta memperkuat kapasitas internal dan menjalin kemitraan strategis untuk terus memberikan solusi terbaik bagi pelanggan.
Menatap tahun 2025, XL Axiata tetap optimis dapat melanjutkan momentum pertumbuhannya. Pada kuartal III/2024, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun, dengan kenaikan laba sebesar 31,67% YoY. Pendapatan juga mengalami kenaikan 6,25% YoY menjadi Rp23,36 triliun, didorong oleh kontribusi besar dari layanan data dan digital yang mencapai 92% dari total pendapatan.
“Kami tetap fokus pada ekspansi layanan Fixed Broadband (FBB) dan Fixed Mobile Convergence (FMC), yang terus menunjukkan pertumbuhan positif. Selain itu, kami juga tengah mempersiapkan langkah-langkah strategis terkait proses merger yang sedang berlangsung,” tambah Marwan.
Di tengah tantangan yang ada dalam industri telekomunikasi, XL Axiata berharap dukungan lebih lanjut dari pemerintah, terutama dalam bentuk insentif yang dapat mempercepat inovasi dan adaptasi perusahaan terhadap perubahan pasar yang semakin dinamis. Marwan juga menegaskan pentingnya dukungan terkait Biaya Hak Penggunaan (BHP) yang telah diajukan.
“Kami berharap pemerintah dapat memberikan stimulus lebih besar, yang akan sangat membantu kami untuk berinovasi dan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan pasar,” pungkas Marwan Baasir. (Hky)