JagatBisnis.com – PT Hero Global Investment Tbk (HGII) akan menutup masa penawaran umum saham pada hari ini, Selasa (7/1), dan siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah terdaftar, HGII akan fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan dukungan dari Shikoku Electric Power Co. Inc. (Yonden), perusahaan energi asal Jepang.
Kolaborasi dengan Yonden
Yonden, yang akan mengakuisisi 25% saham HGII setelah Initial Public Offering (IPO), merupakan mitra strategis yang membawa pengalaman besar di sektor energi. Shikoku Electric Power, yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507, memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 Megawatt (MW) yang mencakup sumber energi hidro, thermal, nuklir, dan surya. Dengan akuisisi ini, Yonden memberikan dukungan teknis yang kuat bagi HGII, terutama dalam aspek konstruksi, operasi, dan pemeliharaan pembangkit listrik.
Presiden Direktur Hero Global Investment, Robin Sunyoto, menyatakan bahwa kolaborasi dengan Yonden membuka peluang besar bagi HGII untuk mempercepat pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia, memastikan pembangkit listrik yang efisien dan berkelanjutan.
Rencana Pasca IPO dan Ekspansi EBT
Setelah IPO, HGII akan menggunakan dana segar yang dihimpun untuk mempercepat proyek pembangkit listrik energi terbarukan, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW di Sumatera Utara. Proyek tersebut direncanakan dimulai pada tahun 2026 dan beroperasi secara komersial pada 2028. HGII juga berencana memperluas pengembangan ke berbagai sumber energi terbarukan lainnya, seperti biomassa, biogas, dan surya, dengan target total kapasitas pembangkit hijau mencapai 100 MW pada tahun 2031.
Melalui IPO ini, HGII menawarkan sebanyak 1,3 miliar saham dengan harga penawaran Rp 200 per saham, yang diperkirakan akan mengumpulkan dana sebesar Rp 260 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung ekspansi proyek energi terbarukan dan berkontribusi pada pencapaian target bauran energi bersih yang ditetapkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2024-2034.
Menyambut Peluang dalam RUPTL PLN
Dalam RUPTL terbaru, PLN merencanakan penambahan kapasitas listrik Indonesia sebesar 71.000 MW, sebagian besar dari sumber EBT. Robin menyatakan bahwa HGII siap mendukung pemerintah dan PLN untuk mencapai target tersebut, yang sejalan dengan komitmen untuk menuju net zero emission pada tahun 2060. (Hky)