Bendungan Jlantah 99% Selesai, Siap Dukung Program Swasembada Pangan Presiden Prabowo

Bendungan Jlantah 99% Selesai, Siap Dukung Program Swasembada Pangan Presiden Prabowo. foto dok pengairan.acehprov.go.id

JagatBisnis.com – Proyek pembangunan Bendungan Jlantah yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, telah mencapai 99% penyelesaian. Proyek ini bertujuan mendukung program swasembada pangan yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto, yang ditargetkan tercapai pada 2027.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (3/1), mengungkapkan bahwa progres fisik bendungan telah hampir selesai, dengan potensi suplai air irigasi untuk 1.494 hektare lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar. Dody berharap, dengan fungsinya yang segera diaktifkan, Bendungan Jlantah akan terhubung dengan daerah irigasi sekitarnya, sehingga dapat mengairi sawah-sawah masyarakat, meningkatkan Indeks Penanaman (IP), dan memungkinkan tanam tiga kali dalam setahun.

Baca Juga :   Waskita Karya Akan Bangun Gedung Kantor Gubernur Papua Selatan Senilai Rp 215 Miliar

Bendungan ini dirancang dengan spesifikasi tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, dan lebar puncak 12 meter. Dengan kapasitas tampung air hingga 10,97 juta m³, bendungan ini dapat mengairi 1.494 hektare lahan pertanian dan juga 806 hektare daerah irigasi yang telah ada sebelumnya.

Baca Juga :   Buka Gebyar Perbenihan, Wamentan Sudaryono Genjot Akselerasi Swasembada Pangan

Direktur Bendungan dan Danau, Adenan Rasyid, menjelaskan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, telah melakukan impounding pada 20 Desember 2024. Adenan menambahkan bahwa pada 28 Februari 2025, air di Bendungan Jlantah diperkirakan akan mencapai elevasi 685 meter, sehingga dapat mulai didistribusikan ke jaringan irigasi untuk meningkatkan IP.

Bendungan Jlantah tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian melalui suplai air irigasi, tetapi juga akan berfungsi untuk menyediakan air baku bagi Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar, dengan kapasitas 150 liter/detik. Selain itu, bendungan ini juga diharapkan dapat mereduksi risiko banjir hingga 51,26% dari debit banjir dengan periode ulang 50 tahun dan menghasilkan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW, serta memberikan manfaat di sektor pariwisata. (Zan)

Baca Juga :   Swasembada Pangan Prabowo: Tantangan Koordinasi dan Potensi Tumpang Tindih Lembaga