JagatBisnis.com – Sejumlah perusahaan pembiayaan di Indonesia tetap optimistis dalam menetapkan target pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada tahun 2025 meskipun mereka menghadapi tantangan, salah satunya adalah kenaikan PPN yang direncanakan sebesar 12%. Berikut adalah beberapa strategi dan target dari perusahaan pembiayaan yang berbeda untuk tahun depan:
WOM Finance (WOMF) – Target Pertumbuhan 10%
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 10% pada tahun 2025. Direktur Keuangan WOMF, Cincin Lisa Hadi, menjelaskan bahwa meskipun ada rencana kenaikan PPN yang dapat memengaruhi harga barang, perusahaan tetap melihat peluang baik di sektor pembiayaan.
“Untuk 2025, kami tetap optimis meskipun ada beberapa perubahan. Kami akan fokus pada strategi yang menyesuaikan kebutuhan konsumen,” kata Cincin.
Segmen yang dianggap menjanjikan bagi WOMF adalah pembiayaan untuk kendaraan roda dua dan pembiayaan dengan jaminan BPKB Mobil & Motor. Kedua segmen ini diperkirakan akan terus berkembang, mendorong pertumbuhan pembiayaan. WOMF juga berencana untuk terus memperluas jaringan kantor di daerah-daerah dengan potensi pasar yang besar. Selain itu, perusahaan akan memperkenalkan produk-produk pembiayaan yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Adira Finance (ADMF) – Target Pertumbuhan 14%-16%
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mematok target pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 14%-16% pada tahun 2025. Chief of Financial Officer Adira Finance, Sylvanus Gani, mengatakan bahwa meskipun mengalami penurunan 10% secara YoY hingga November 2024, perusahaan tetap optimistis dengan prospek ke depan.
“Penurunan ini disebabkan oleh kondisi ekonomi domestik yang menantang, namun kami yakin sektor otomotif, baik kendaraan baru maupun bekas, akan tetap mendukung pertumbuhan kami,” ujarnya.
Selain fokus pada pembiayaan otomotif, Adira Finance juga melakukan diversifikasi produk, termasuk pengembangan produk non-otomotif seperti solusi dana (multiguna) untuk konsumen. Perusahaan juga berencana meningkatkan kualitas layanan dan memperkenalkan program loyalitas untuk menjaga retensi pelanggan.
BRI Finance (BRI Multifinance) – Target Konservatif
PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) memilih untuk menetapkan target yang lebih konservatif. Pada tahun 2025, perusahaan memproyeksikan pertumbuhan yang lebih moderat dengan proyeksi pertumbuhan industri multifinance secara keseluruhan antara 10%-12% menurut OJK.
“Sampai dengan November 2024, portofolio kami masih didominasi oleh segmen konsumer, yang diperkirakan akan terus tumbuh positif pada tahun depan,” ungkap perwakilan BRI Finance.
Untuk mencapai target tersebut, BRI Finance akan fokus pada strategi penawaran pembiayaan kendaraan dengan bunga kompetitif serta memanfaatkan sinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk memaksimalkan pasar captive, yaitu pasar yang sudah ada dalam ekosistem BRI Group.
Tantangan yang Dihadapi Perusahaan Pembiayaan
Beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan pembiayaan, termasuk WOMF, Adira Finance, dan BRI Finance, antara lain:
- Kenaikan PPN 12% yang diperkirakan akan meningkatkan harga barang dan dapat menurunkan minat konsumen untuk membeli kendaraan baru.
- Fluktuasi ekonomi domestik yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
- Persaingan yang ketat di sektor pembiayaan kendaraan, baik untuk kendaraan baru maupun bekas.
Namun, meskipun tantangan tersebut ada, perusahaan-perusahaan ini tetap optimistis dengan prospek pasar dan berfokus pada berbagai strategi untuk mendongkrak penyaluran pembiayaan di 2025. Mereka percaya bahwa dengan inovasi produk dan penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen, mereka dapat mengatasi hambatan yang ada dan mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan. (Zan)