JagatBisnis.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Ditjen Perhubungan Laut menyiapkan tiga skenario operasional untuk mengantisipasi lonjakan arus kendaraan selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Antoni Arif Priadi, menjelaskan bahwa skenario ini disiapkan berdasarkan tingkat kepadatan parkiran buffer zone di ASDP Merak serta antrian kendaraan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas dan mencegah kemacetan yang signifikan selama masa liburan.
Tiga Skenario Operasional
- Skenario 1 (Hijau)
- Kondisi: Buffer zone ASDP Merak masih mampu menampung kendaraan.
- Tindakan: Sebanyak 28 kapal akan dioperasikan secara normal. Penambahan kapal akan dipertimbangkan jika diperlukan.
- Skenario 2 (Kuning)
- Kondisi: Buffer zone penuh dan antrian kendaraan terjadi di luar pelabuhan.
- Tindakan: Sistem delay akan diberlakukan pada jalan tol di KM 68. Kendaraan berat seperti truk besar akan dialihkan ke Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ), dan buffer area PT IKPP akan dimanfaatkan. Jumlah kapal akan ditambah dari 28 menjadi 31 unit.
- Skenario 3 (Merah)
- Kondisi: Buffer zone penuh dengan antrian kendaraan yang signifikan di luar pelabuhan.
- Tindakan: Sistem delay pada jalan tol akan diberlakukan di KM 68 dan KM 43. Truk besar akan tetap dialihkan ke Pelabuhan BBJ, sementara kendaraan roda dua dan sebagian roda empat akan dialihkan ke Pelabuhan Ciwandan. Jumlah kapal akan ditambah menjadi 33 unit, dan sistem “tiba-bongkar-berangkat” akan diterapkan di Pelabuhan Bakauheni untuk mempercepat pergerakan kapal.
Koordinasi Antara Pihak Terkait
Antoni menekankan bahwa dalam semua skenario tersebut, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten akan bertindak sebagai koordinator di wilayah Merak, bekerja sama dengan Korlantas dan berbagai pemangku kepentingan terkait. Koordinasi yang solid dan responsif sangat penting untuk kelancaran operasional penyeberangan.
Tujuan Langkah Antisipasi
Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan dapat mengurangi dampak kepadatan lalu lintas dan meminimalisir waktu tunggu para pengguna jasa angkutan laut. Semua pihak, mulai dari operator pelabuhan, instansi terkait, hingga pengguna jasa, diharapkan dapat bekerja sama demi kelancaran arus penyeberangan selama Nataru. (Hky)