JagatBisnis.com – Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban, yang digarap oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT), telah mencapai 29,09% per Desember 2024. Proyek Strategis Nasional (PSN) yang terletak di Subang, Jawa Barat, ini bertujuan untuk meningkatkan akses menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Patimban, salah satu wilayah yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pentingnya KEK dalam Perekonomian
Seiring dengan upaya pemerintah untuk mendorong kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pembangunan KEK Patimban memiliki peran strategis. Sebagai bagian dari 22 KEK yang telah ditetapkan pemerintah dengan total investasi mencapai Rp 187,5 triliun hingga kuartal pertama 2024, KEK Patimban kini menjadi salah satu kawasan yang telah disetujui untuk pengembangan lebih lanjut.
Manfaat Tol Akses Patimban
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa Tol Akses Patimban akan memperlancar arus logistik dari dan menuju Pelabuhan Internasional Patimban. Dengan panjang mencapai 37,05 km, tol ini menghubungkan Jalan Tol Trans Jawa Ruas Cipali dengan Pelabuhan Patimban. Proyek ini diperkirakan akan mempercepat waktu tempuh dari Pelabuhan Patimban ke Cipali dalam waktu hanya 23 menit, yang akan mengurangi kemacetan di pelabuhan utama Tanjung Priok.
Selain itu, tol ini juga menawarkan alternatif penghubung antara Kabupaten Indramayu, Subang, Purwakarta, dan Karawang, yang akan meningkatkan konektivitas antar wilayah. Pengembangan infrastruktur ini diharapkan memperlancar aktivitas ekspor dan distribusi barang, terutama dari kawasan industri di Cikarang-Cibitung-Karawang.
Dampak Positif pada Ekonomi Lokal dan Nasional
Tol Akses Patimban diyakini memiliki multiplier effect yang signifikan. Selain mendukung ekspansi industri besar, proyek ini juga akan membuka peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar Kabupaten Subang dan sekitarnya untuk berkembang. Pembangunan jalan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas, meningkatkan kewirausahaan, dan mendorong pengembangan industri kreatif lokal.
Ermy juga menambahkan bahwa proyek ini sejalan dengan Asta Cita Presiden, yang menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi untuk memperkuat perekonomian Indonesia. Dengan meningkatkan infrastruktur, Tol Akses Patimban diharapkan dapat menjadi pendorong utama dalam pengembangan wilayah, menciptakan ekonomi yang lebih inklusif, dan memberikan dampak positif bagi semua lapisan masyarakat.
Progres dan Pembagian Pengerjaan
Proyek Tol Akses Patimban terbagi dalam dua bagian utama: porsi pemerintah sepanjang 22,94 km, dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sepanjang 14,11 km. Pengerjaan pada porsi pemerintah dibagi menjadi empat paket, salah satunya adalah Paket II sepanjang 6,20 km, yang dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) Waskita-Abipraya dengan nilai kontrak Rp 873,54 miliar.
Dengan target penyelesaian pada 2025, Tol Akses Patimban diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, baik secara nasional maupun bagi daerah-daerah yang terhubung oleh infrastruktur ini. (Mhd)