JagatBisnis.com – PT Elnusa Tbk (ELSA), anak usaha PT Pertamina Hulu Energi, terus melanjutkan strategi diversifikasinya dengan memperluas portofolio bisnis di luar sektor minyak dan gas (migas). Terbaru, ELSA melaksanakan survei seismik perdana di area konsesi tambang batubara PT Wahana Baratama Mining, yang merupakan anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Konsesi tambang tersebut berlokasi di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Langkah Strategis untuk Ekspansi Bisnis
Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, menyatakan bahwa survei seismik ini menandai langkah penting bagi ELSA dalam mengembangkan eksplorasi tambang batubara di Indonesia. “Survei ini merupakan tonggak penting bagi Elnusa sebagai pembuktian kemampuan kami dalam menghadirkan solusi survei geosains yang unggul,” ujar Bachtiar dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pada Selasa (26/11).
Survei ini akan berlangsung dalam jangka waktu kontrak dari 23 September 2024 hingga 15 Maret 2025, dengan perjanjian yang berlaku hingga 10 Juni 2025. Manager Corporate Communication Elnusa, Jayanty Oktavia Maulina, menjelaskan bahwa ruang lingkup kerja sama ini mencakup akuisisi data seismik untuk mendukung eksplorasi wilayah tambang batubara yang dikelola oleh PT Wahana Baratama Mining.
Diversifikasi dan Ekspansi ke Sektor Non-Migas
Jayanty mengungkapkan bahwa kerja sama ini menjadi langkah awal bagi ELSA untuk memperluas portofolio bisnisnya di luar sektor migas, dengan fokus pada eksplorasi tambang batubara dan komoditas tambang lainnya seperti nikel. Hal ini sejalan dengan strategi diversifikasi perusahaan untuk meningkatkan kontribusi dari sektor non-migas.
“Setelah kerja sama dengan Wahana Baratama Mining, ELSA terbuka untuk menjajaki potensi kolaborasi dengan perusahaan batubara lainnya maupun sektor tambang mineral,” kata Jayanty. Meskipun belum mengungkapkan potensi pendapatan yang dapat diperoleh dari segmen eksplorasi tambang ini, ELSA berharap dapat menciptakan sumber pendapatan baru dari sektor ini.
Selain itu, ELSA juga menargetkan untuk memperkuat segmen distribusi dan logistik energi, pengelolaan depo, serta jasa EPC-OM (engineering, procurement, construction & operation maintenance). Tak hanya itu, ELSA juga menilai sektor panas bumi sebagai area potensi yang perlu digarap, memanfaatkan kompetensinya di bidang geosains dan eksplorasi untuk mendukung pengembangan lapangan baru di Indonesia.
Kinerja Keuangan yang Solid hingga Kuartal III-2024
Pada kuartal III-2024, ELSA tercatat mengalami peningkatan signifikan dalam kinerja keuangannya. Pendapatan perusahaan tumbuh 7,46% secara tahunan (YoY), dari Rp 8,98 triliun menjadi Rp 9,65 triliun. Laba bersih ELSA juga mencatatkan kenaikan sebesar 35,57% YoY, dari Rp 406,60 miliar menjadi Rp 551,23 miliar.
“Pada kuartal ketiga 2024, kami mencatatkan peningkatan yang signifikan di berbagai segmen bisnis,” ungkap Jayanty. ELSA juga telah menyerap belanja modal (capex) sebesar Rp 302 miliar, setara dengan 57,41% dari anggaran capex tahun ini yang mencapai Rp 526 miliar. Belanja modal ini dialokasikan untuk mendukung berbagai segmen bisnis, termasuk geophone, mobile welltest & wireline cable di layanan hulu, kendaraan tangki BBM untuk distribusi energi, serta dredging barge untuk mendukung bisnis hulu.
Proyeksi dan Rencana Investasi di Sisa Tahun 2024
Untuk sisa tahun ini, ELSA berencana merealisasikan sisa belanja modal di sejumlah bidang, seperti investasi unit cementing (CMT) dan unit coiled tubing (CTU) untuk layanan hulu, serta kendaraan tangki BBM untuk distribusi energi. Proyeksi serapan capex hingga akhir tahun diperkirakan akan berjalan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Proyeksi serapan capex ELSA sampai akhir tahun masih berjalan sesuai dengan target,” tandas Jayanty. Dengan kinerja yang solid dan strategi ekspansi yang terus berjalan, ELSA optimis dapat terus tumbuh dan memperkuat posisinya di berbagai sektor, baik migas maupun non-migas. (Zan)