JagatBisnis.com – PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) berhasil mencatatkan kinerja yang cukup memuaskan selama periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Manajemen GEMA mengungkapkan bahwa pencapaian positif ini didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam segmen perdagangan furnitur jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pendapatan GEMA Meningkat Signifikan
Merujuk pada laporan keuangan perusahaan, GEMA tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 999 miliar per kuartal III-2024, yang menunjukkan kenaikan 13,26% year on year (YoY) dibandingkan dengan Rp 882 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Kinerja positif ini terutama didorong oleh pendapatan dari sektor interior, furnitur, mekanis, dan listrik yang tercatat mencapai Rp 499 miliar, sementara distribusi dan perdagangan furnitur menyumbang Rp 500 miliar.
Proyeksi Penjualan di Akhir 2024
Dengan pencapaian ini, GEMA optimis bisa mencapai hasil yang lebih baik pada akhir tahun 2024. Wakil Direktur GEMA, William Simiadi, mengatakan bahwa perusahaan memproyeksikan angka penjualan lebih tinggi dari tahun sebelumnya, dengan target mencapai lebih dari Rp 1,2 triliun. Proyeksi ini mencerminkan optimisme GEMA dalam menghadapi permintaan yang terus berkembang, baik di pasar domestik maupun internasional.
Prospek Positif untuk 2025: Ekspor dan Komoditas Ramah Lingkungan
GEMA juga melihat prospek bisnis yang cerah untuk tahun depan, terutama terkait dengan peluang ekspor furnitur. Menurut William, ada potensi besar untuk mengembangkan pasar ekspor ke negara-negara tertentu, termasuk Amerika Serikat, yang saat ini tengah menciptakan sentimen positif untuk impor. GEMA berharap sektor ekspor akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhannya.
Selain itu, tren keberlanjutan (sustainability) yang berkembang di pasar global juga dipandang sebagai peluang bagi industri furnitur. Indonesia, sebagai negara penghasil bahan baku alam yang ramah lingkungan, memiliki keunggulan dalam hal ini, terutama dalam penggunaan bahan seperti rotan dan bambu. Kedua komoditas ini, yang sering digunakan dalam pembuatan furnitur ramah lingkungan, diyakini dapat mendorong pertumbuhan sektor furnitur Indonesia di pasar internasional.
Laba Bersih yang Stabil
Dari sisi bottom line, GEMA berhasil membukukan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,81 miliar, yang sedikit mengalami kenaikan dibandingkan dengan laba neto sebesar Rp 4,69 miliar pada kuartal III 2023. Peningkatan laba ini menunjukkan efisiensi yang baik dalam pengelolaan biaya, meskipun tantangan pasar masih ada.
Optimisme GEMA ke Depan
Dengan pencapaian kinerja yang positif dan prospek bisnis yang cerah, GEMA menunjukkan keyakinan tinggi terhadap pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Perusahaan berfokus pada pengembangan sektor ekspor, pemanfaatan bahan baku alam yang ramah lingkungan, serta inovasi dalam produk furnitur, yang diharapkan dapat memperkuat posisi GEMA di pasar global. (Mhd)