Ekbis  

Chandra Asri Pacific (TPIA) Memperkuat Posisi di Energi Terbarukan melalui Akuisisi PLTMH dan Proyek Hijau

Chandra Asri Pacific (TPIA) Memperkuat Posisi di Energi Terbarukan melalui Akuisisi PLTMH dan Proyek Hijau. foto dok www.chandra-asri.com

JagatBisnis.com – PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA), melalui entitas anaknya, PT Krakatau Chandra Energi (KCE), semakin serius memperkuat posisinya dalam industri energi baru terbarukan (EBT). Salah satu langkah strategis yang sedang dipersiapkan adalah rencana akuisisi pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) di kawasan Jawa. Akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas bauran energi hijau yang mendukung keberlanjutan operasional perusahaan.

Ermawanto, OEM & Services Department Head PT Krakatau Chandra Energi, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan kajian kelayakan untuk akuisisi tersebut. “Kami cenderung mencari aset operasi yang sudah siap digunakan, dengan kapasitas listrik belasan megawatt,” ujar Ermawanto dalam temu media di Banten, Selasa (19/11). Ia menambahkan bahwa opsi ini lebih cepat dan efisien dibandingkan memulai proyek baru dari nol, yang memerlukan proses panjang, termasuk melalui lelang PLN.

Baca Juga :   Chandra Asri (TPIA) Perkuat Posisi di Industri Petrokimia Asia Tenggara Melalui Akuisisi Strategis Shell Energy and Chemical Park (SECP)

Diversifikasi Proyek Energi Terbarukan

Selain PLTMH, KCE juga tengah menyiapkan sejumlah proyek energi terbarukan lainnya, yang mencakup berbagai teknologi hijau untuk mendukung transisi energi bersih. Beberapa proyek tersebut antara lain:

  • Floating Solar PV dengan kapasitas 9,6 MWp di Waduk Krenceng, Banten, yang akan dikembangkan secara bertahap hingga mencapai 32 MWp.
  • Solar Rooftop dengan kapasitas 7,5 MWp yang dipasang di gedung-gedung pelanggan.
  • Ground-Mounted Solar PV dengan kapasitas 1,1 MWp.
  • Biomass dan RDF Power Plant serta Off-Gas Power Plant yang memanfaatkan gas buang untuk pembangkitan listrik.
  • Blue and Green Hydrogen, inisiatif yang mendukung transisi menuju energi bersih berbasis hidrogen.

KCE juga terus berekspansi di sektor pengisian kendaraan listrik dengan mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Cilegon dan Jakarta. Selain itu, perusahaan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik di area industri strategis, seperti Krakatau Posco Energy.

Baca Juga :   Ekspansi Ambisius PT Chandra Asri: Menambah Armada Kapal Hingga 2025

Komitmen terhadap Ketahanan Energi Nasional

Akuisisi KCE oleh Chandra Asri Group pada 2023 menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk mendukung peta jalan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang ditetapkan pemerintah. Langkah ini sejalan dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) dan visi Long Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience 2050 (LTS-LCCR). Ermawanto optimistis, dengan kontribusi KCE, baik untuk menambah kapasitas energi hijau di Indonesia maupun memenuhi target energi terbarukan pemerintah sebesar 23% pada tahun 2025.

Baca Juga :   IHSG Menghijau! Saham GOTO, TPIA, dan BUKA Terbang Tinggi

Transformasi dan Ambisi Hijau Chandra Asri

Chandra Asri dan KCE kini semakin siap menjadi pemain utama dalam sektor energi hijau di Indonesia. Dengan roadmap hijau yang ambisius, kedua perusahaan berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan industri sekaligus mengurangi jejak karbon nasional. Sejak berdiri pada 1979 sebagai bagian dari PT Krakatau Steel, KCE telah berkembang menjadi entitas independen dengan kapasitas pembangkitan listrik mencapai 120 MW. Transformasi besar terjadi pada 2022, ketika KCE mulai fokus pada bisnis EBT dan memperluas portofolionya di sektor energi bersih.

Dengan berbagai proyek energi terbarukan yang sedang dikembangkan, Chandra Asri dan KCE berperan penting dalam mendukung upaya Indonesia menuju ketahanan energi berkelanjutan serta pencapaian target nasional terkait pengurangan emisi dan penggunaan energi hijau. (Hky)