JagatBisnis.com – Persaingan di sektor hilir minyak dan gas (migas), terutama dalam bisnis penyaluran bahan bakar minyak (BBM), semakin menantang bagi perusahaan-perusahaan asing. Pasalnya, perusahaan milik negara, Pertamina, menguasai lebih dari 90% pasar BBM di Indonesia, yang didorong oleh kebijakan dan dukungan penuh dari pemerintah.
Dominasi Pertamina dan Tantangan untuk Pemain Asing
Menurut Moshe Rizal, Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas), dominasi Pertamina yang telah menguasai sebagian besar pasar BBM sangat membatasi ruang bagi pemain asing. “Memang sulit, lebih dari 90 persen pasar BBM sudah dikuasai Pertamina, jadi pemain-pemain dari luar akan susah untuk bersaing,” ujar Moshe. Pertamina, selain memiliki dukungan dari pemerintah, juga memiliki keunggulan dalam hal distribusi BBM subsidi, yang hanya bisa dijual oleh SPBU Pertamina.
Pemain asing yang sebelumnya beroperasi di Indonesia, seperti Shell Indonesia, terpaksa menutup sejumlah SPBU mereka, sebagai refleksi dari kesulitan bersaing dengan Pertamina. Shell Indonesia, yang merupakan anak perusahaan dari Shell plc asal Inggris, baru-baru ini menghentikan operasi 9 SPBU di Medan, Sumatra Utara pada tahun 2024. Moshe menganggap, dengan tutupnya SPBU-SPBU tersebut, Pertamina berpotensi untuk mengambil alih pasar yang ditinggalkan.
Faktor-Faktor yang Memperparah Tantangan Bagi Pemain Asing
- Monopoli Pemerintah: Pertamina memiliki posisi istimewa dengan subsidi BBM yang hanya dapat dijual oleh SPBU Pertamina, memberi mereka keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki pesaing asing. Selain itu, kualitas BBM yang disediakan Pertamina juga terus meningkat, semakin memperkuat posisinya di pasar domestik.
- Pasar yang Terbatas: Meskipun beberapa perusahaan asing seperti Petronas dan Total Oil Indonesia pernah mencoba untuk beroperasi di pasar SPBU Indonesia, mereka harus mengakui tantangan besar dalam persaingan, terutama dengan adanya kebijakan pemerintah yang lebih memihak Pertamina. Petronas misalnya, yang memulai operasionalnya di Indonesia pada tahun 2006, akhirnya menutup 19 SPBU pada tahun 2013 setelah mengalami penurunan penjualan yang tajam. Begitu pula dengan Total Oil Indonesia yang menutup semua SPBU mereka antara tahun 2020 hingga 2021.
- Strategi Bisnis Global Shell: Shell Indonesia juga menutup 9 SPBU di Medan pada tahun 2024, dengan alasan strategi global perusahaan yang berfokus pada energi rendah karbon dan emisi yang lebih rendah. Shell kini lebih fokus pada bisnis pelumas dan solusi energi rendah karbon, serta ekspansi pabrik-pabrik pelumas di Indonesia.
Pesaing Asing Tetap Ada di Sektor Pelumas dan Petrolium
Meski pemain asing mengalami kesulitan di sektor SPBU, beberapa perusahaan tetap beroperasi di sektor lain yang terkait dengan petroleum, seperti pelumas dan produk turunan minyak lainnya. Shell dan TotalEnergies misalnya, meskipun keluar dari bisnis BBM, tetap aktif di sektor pelumas dan produk terkait lainnya di Indonesia.
Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia, menyebut bahwa meskipun ada persaingan yang ketat di sektor BBM, pasar di sektor hilir migas Indonesia masih terbuka bagi pemain swasta. “Di sisi hilir, pasarnya memang terbuka dan kompetitif,” ujarnya. Meskipun Pertamina menguasai mayoritas pasar, sektor ini tetap menawarkan peluang bagi perusahaan swasta, terutama di bidang yang tidak langsung berhubungan dengan penyaluran BBM.
Kesimpulan
Persaingan di sektor hilir migas Indonesia memang masih terbuka, namun untuk pemain asing, mereka dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dengan dominasi Pertamina yang diperkuat dengan kebijakan pemerintah. Pertamina memanfaatkan keunggulan dalam distribusi BBM subsidi, yang tidak bisa dimiliki oleh pemain asing. Meskipun beberapa perusahaan seperti Shell dan Total memilih mundur dari sektor SPBU, mereka tetap aktif di sektor pelumas dan produk terkait petroleum.
Dengan dominasi pemerintah dan penurunan minat pemain asing untuk bersaing di pasar BBM, Pertamina tampaknya akan terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar BBM di Indonesia. (Hky)