JagatBisnis.com – Meski mencatatkan hasil keuangan yang solid, emiten properti di Indonesia masih menghadapi tekanan pada harga saham mereka. Beberapa emiten besar seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan dalam hal pendapatan, laba, dan marketing sales. Namun, harga saham mereka tetap melemah sejak awal tahun, yang diduga disebabkan oleh aksi profit taking.
Kinerja Keuangan Emiten Properti
- BSDE mencatatkan pendapatan Rp 2,7 triliun pada kuartal III 2024, naik 17,8% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total pendapatan sembilan bulan mencapai Rp 10,1 triliun, naik 37,7% YoY. Direktur BSDE, Hermawan Wijaya, menyebut pencapaian ini lebih baik dibandingkan dengan akhir 2022.
- CTRA membukukan laba bersih yang naik 11,99% YoY menjadi Rp 1,4 triliun, dengan pendapatan naik 8% menjadi Rp 7,1 triliun. Pencapaian ini setara dengan 78% dari target marketing sales CTRA di 2024.
- PWON mencatatkan laba bersih Rp 1,66 triliun, naik 11,79% YoY, dengan pendapatan sebesar Rp 4,78 triliun, naik 4,74% YoY. Menurut Direktur PWON, Minarto Basuki, sekitar 64% dari marketing sales PWON berasal dari program insentif PPN DTP.
- MTLA membukukan laba bersih Rp 314 miliar, naik 4,4% YoY, dengan pendapatan Rp 1,305 triliun, naik 1,6% YoY. Pencapaian ini didorong oleh kenaikan pendapatan dari sektor residensial dan pusat perbelanjaan.
Kinerja Saham yang Tertekan
Meskipun kinerja keuangan yang positif, saham-saham emiten properti mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun. Saham BSDE turun 6,02% YTD, CTRA terkoreksi 4,27% YTD, dan PWON turun 4,85% YTD. Sebaliknya, saham MTLA dan PANI menunjukkan performa lebih baik, dengan PANI melesat 201,02% YTD.
Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, menyatakan bahwa penurunan harga saham ini disebabkan oleh aksi profit taking, terutama setelah kenaikan signifikan yang terjadi sejak Juni 2024. Meski demikian, Andhika tetap merekomendasikan beli untuk saham PWON dan BSDE, dengan target harga masing-masing Rp 470 dan Rp 1.150 per saham.
Prospek Sektor Properti
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menilai sektor properti tetap menjanjikan berkat dukungan kebijakan pemerintah dan potensi penurunan suku bunga. Sektor ini diperkirakan akan terus berkembang hingga 2025, meskipun masih dihadapkan pada tantangan profit taking di pasar saham.
Untuk jangka pendek, Miftahul merekomendasikan trading buy untuk saham PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dengan target harga masing-masing Rp 104 dan Rp 625 per saham.
Secara keseluruhan, meskipun pasar saham properti masih dipengaruhi oleh aksi profit taking, kinerja sektor properti tetap positif dan menjanjikan prospek pertumbuhan di masa depan. (Zan)