Ekbis  

BUMI Tunggu Kepastian Mitra untuk Proyek Hilirisasi Batubara

BUMI Tunggu Kepastian Mitra untuk Proyek Hilirisasi Batubara. foto dok arparts.id

JagatBisnis.com – JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih menanti kepastian mengenai mitra untuk proyek hilirisasi batubara yang melibatkan dua anak usahanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia. Proyek hilirisasi ini menjadi salah satu langkah penting BUMI untuk memperluas bisnis dan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam yang dimilikinya.

Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, mengungkapkan bahwa meskipun ada sejumlah kemajuan, proyek hilirisasi masih menghadapi beberapa tantangan, terutama terkait dengan menarik mitra dan aspek keekonomian. “Perlu diberikan insentif untuk memungkinkan penyelesaian mitra dan membangun daya tarik mereka,” ujar Dileep dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11).

Baca Juga :   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Catat Peningkatan Produksi Batubara pada Semester I 2024

Dileep juga memastikan bahwa begitu BUMI mendapatkan kepastian terkait mitra, mereka akan mengumumkan lebih rinci mengenai perkembangan proyek hilirisasi yang sedang digarap. BUMI saat ini memiliki beberapa opsi dan terus berupaya untuk meningkatkan daya tarik proyek agar dapat menjaring mitra-mitra potensial.

Proyek Gasifikasi dan Coal to Methanol

Sebelumnya, BUMI mengungkapkan bahwa proyek hilirisasi batubara di KPC akan mengalirkan batubara untuk proyek gasifikasi di Bengalon, dengan rencana pasokan sekitar 5 juta ton hingga 6,5 juta ton per tahun dengan kualitas GAR 4.200 kcal per kg. Jika proyek ini beroperasi, pabrik tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 1,8 juta ton metanol per tahun.

Baca Juga :   Proyek Hilirisasi Batubara: Langkah Strategis Menuju Peningkatan Nilai Tambah.

Di sisi lain, PT Arutmin Indonesia semula berencana untuk menggarap proyek coal to methanol dengan kapasitas produksi mencapai 2,95 juta ton per tahun. Namun, belakangan ini beredar kabar bahwa Arutmin mengubah arah proyek hilirisasi tersebut menjadi coal to ammonia.

Tantangan Keekonomian

Meski kedua proyek tersebut menawarkan prospek yang menjanjikan, Dileep mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah terkait dengan keekonomian proyek. Biaya investasi yang besar dan ketidakpastian pasar menjadi kendala yang mempengaruhi daya tarik investasi.

Baca Juga :   Proyek Hilirisasi Batubara di Indonesia Masih Terkendala.

BUMI terus melakukan upaya untuk memastikan bahwa proyek-proyek ini dapat menghasilkan nilai tambah yang optimal, baik untuk perusahaan maupun untuk mitra yang akan terlibat dalam proyek hilirisasi tersebut. Dengan kepastian mitra, diharapkan proyek hilirisasi batubara ini dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perusahaan. (Zan)