JagatBisnis.com – PT United Tractors Tbk (UNTR) diproyeksi akan mencetak kinerja positif pada akhir tahun 2024, didukung oleh peningkatan harga komoditas. Meskipun beberapa sektor bisnis UNTR mengalami kinerja yang kurang memuaskan, ada tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan sejak Agustus 2024.
Kinerja Penjualan yang Meningkat
Dalam laporan dari Panin Sekuritas, meskipun penjualan alat berat UNTR sampai Agustus 2024 tercatat hanya 2.950 unit, yang turun 25,4% dibandingkan tahun lalu, bulan Agustus menunjukkan peningkatan signifikan. Pada bulan tersebut, penjualan alat berat mencapai 390 unit, meningkat 18,2% secara bulanan dan 7,1% secara tahunan (YoY). Permintaan alat berat didominasi oleh sektor pertambangan, menyumbang 70% dari total penjualan, diikuti oleh sektor konstruksi (18%), agro (7%), dan perhutanan (5%).
Peningkatan produksi batubara domestik sebesar 3,4% YoY, mencapai 540 juta ton, menjadi salah satu pendorong utama permintaan alat berat. Di sisi lain, unit usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (Pama), mencatatkan kinerja yang datar dengan overburden removal sebesar 110,3 BCM, meski produksi batu bara meningkat 10,2% YoY menjadi 14,1 juta ton.
Peningkatan Harga Komoditas
Proyeksi positif juga datang dari sektor batubara dan emas. Menurut Nurwachidah, Research Analyst dari Phintraco Sekuritas, harga jual batubara diprediksi akan naik seiring dengan peningkatan permintaan dari China. Di tengah upaya pemerintah China untuk merangsang aktivitas ekonomi, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh People’s Bank of China menjadi pendorong bagi pasar.
Harga emas juga mengalami kenaikan, yang dapat menguntungkan segmen penambangan emas UNTR. Agincourt Resources, anak usaha UNTR, mencatat peningkatan penjualan emas sebesar 5,8% YoY menjadi 145.000 ons troi. Dengan harga emas global yang menyentuh level tertinggi di atas US$ 2.600 per ons, prospek pertumbuhan segmen ini terlihat cerah.
Tantangan dan Strategi
Namun, UNTR dihadapkan pada tantangan dari munculnya pemain baru yang mengurangi pangsa pasar alat berat, terutama untuk merek Komatsu, yang mengalami penurunan market share dari 32% pada Juni tahun lalu menjadi 28% pada Juni tahun ini. Untuk mengatasi hal ini, Nurwachidah menyarankan UNTR memanfaatkan integrasi dengan berbagai anak usaha untuk mengoptimalkan margin pendapatan dan mempertahankan daya saing.
Rekomendasi Saham
Dengan analisis yang mendalam, potensi fair value untuk saham UNTR diperkirakan berada di angka Rp 30.675, menunjukkan potensi kenaikan dari harga saat ini. Oleh karena itu, Nurwachidah merekomendasikan untuk membeli saham UNTR dengan target harga tersebut. Sementara itu, Panin Sekuritas juga mempertahankan rekomendasi buy untuk saham UNTR dengan target harga Rp 32.000 per saham.
Dengan berbagai faktor yang mendukung dan strategi yang tepat, UNTR berpeluang untuk menghadapi tantangan dan meraih kinerja yang lebih baik hingga akhir tahun 2024. (Zan)