Harapan Baru untuk Sektor Energi di Era Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

Harapan Baru untuk Sektor Energi di Era Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. foto dok irid.or.id

JagatBisnis.com – Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Mada Ayu Habsari, menyampaikan sejumlah harapan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru dilantik, Bahlil Lahadalia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam wawancara dengan Kontan, Mada menekankan pentingnya revisi Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) serta penguatan jaringan transmisi perusahaan utilitas untuk mendukung pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.

“Implementasi pengadaan PLTS di Indonesia sangat penting. Dengan adanya permintaan yang cukup, industri dalam negeri akan bergerak, menciptakan peluang kerja hijau yang besar dan efek domino positif bagi perekonomian,” ujar Mada.

Baca Juga :   Transformasi Digital Sektor Energi: Kunci Produktivitas dan Efisiensi, serta Pengurangan Emisi

Penambahan Instansi dan Penguatan Regulasi

Mada juga mengharapkan adanya penambahan instansi yang bertugas untuk melakukan pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) serta pembagian Green Attribute antara developer dan project owner. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem energi terbarukan di Indonesia.

Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri ESDM, kini kembali dipercaya untuk memimpin kementerian ini di Kabinet Merah Putih untuk periode 2024-2029. Dalam pidato pertamanya, Bahlil menegaskan komitmennya untuk mendorong kedaulatan energi di Indonesia.

Baca Juga :   Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Raih Gelar Doktor dari Universitas Indonesia

Fokus pada Perbaikan Regulasi

Dalam target 100 hari ke depan, Bahlil menyatakan akan melakukan pembenahan terhadap aturan yang tumpang tindih, yang sering menghambat kinerja ESDM. “Bayangkan, kita mau eksplorasi saja, izinnya ada lebih dari 100. Ini sangat rumit. Sebenarnya izin yang ada sudah bagus, tetapi kita perlu meningkatkan Service-Level Agreement (SLA) agar lebih efisien,” katanya.

Selain itu, Bahlil juga mengidentifikasi banyaknya regulasi di sektor mineral dan batubara yang saling tumpang tindih, yang telah mengganggu kinerja Direktorat Jenderal sebelumnya. “Kita akan melakukan perbaikan agar tidak menyandera pejabat dan tidak menghambat pengusaha dalam melakukan percepatan,” ungkapnya.

Baca Juga :   Menyoroti Tantangan dan Upaya Peningkatan Produksi Minyak Menuju Target 1 Juta Barel per Hari

Menuju Sektor Energi yang Lebih Berkelanjutan

Dengan harapan dan rencana yang disampaikan oleh Mada dan Bahlil, sektor energi Indonesia tampaknya akan memasuki era baru yang lebih berkelanjutan. Reformasi dalam regulasi dan peningkatan dukungan terhadap energi terbarukan diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih kondusif bagi pertumbuhan industri serta menciptakan peluang kerja yang lebih banyak. Dalam konteks ini, perhatian terhadap inovasi dan keberlanjutan menjadi kunci untuk mencapai tujuan jangka panjang Indonesia dalam kedaulatan energi. (Mhd)