JagatBisnis.com – Kinerja PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan pada tahun depan, berkat kebijakan pemerintah baru. Namun, untuk tahun ini, TLKM masih dihadapkan pada berbagai tekanan yang memengaruhi laba.
Tantangan di Akhir Tahun 2024
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, mengungkapkan skeptisisme terhadap pertumbuhan laba TLKM di akhir tahun. Meski ada peluang pertumbuhan pendapatan di kuartal ketiga, laba TLKM diperkirakan akan tertekan akibat meningkatnya biaya operasional dan kerugian investasi dari GOTO yang masih bersifat unrealized loss.
Sementara itu, Sukarno Alatas dari Kiwoom Sekuritas Indonesia menambahkan bahwa kinerja TLKM untuk akhir tahun diperkirakan hanya menunjukkan pertumbuhan terbatas. Meskipun ada potensi rebound dari saham GOTO, tantangan tetap ada, terutama dengan pertumbuhan pendapatan TLKM yang hanya mencapai sekitar 2% YoY, dan laba bersih yang turun -2,5% YoY pada semester pertama 2024.
Katalis Positif untuk Pertumbuhan
Meski menghadapi tekanan, TLKM memiliki katalis positif untuk meningkatkan kinerjanya, seperti penurunan tren suku bunga yang dapat mengurangi beban pembiayaan dan meningkatkan margin keuntungan. Di samping itu, fenomena aksi window dressing di pasar saham menjelang akhir tahun bisa menjadi peluang untuk penguatan harga saham TLKM.
Analis BRI Danareksa, Niko Margonis, mencatat bahwa kebijakan pemerintah baru, seperti pengurangan pungutan CPO dan program makanan gratis, dapat berfungsi sebagai katalisator pemulihan bagi TLKM. Selain itu, strategi Telkomsel untuk mengonsolidasikan penawaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berpotensi meningkatkan daya saing dan revenue per user.
Efisiensi dan Fokus pada Kesehatan Finansial
TLKM juga berupaya untuk lebih efisien dalam pengeluaran modal, menargetkan penurunan rasio belanja modal menjadi 17%-19% hingga 2028. Dengan penerapan program 5 Langkah Berani, perusahaan berharap dapat meningkatkan Free Cash Flow (FCF), yang pada akhirnya dapat mendukung peningkatan dividen mulai tahun 2025-2026.
Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan dan Laba
Untuk proyeksi pertumbuhan kinerja di akhir tahun 2024, BRI Danareksa memangkas ekspektasi pertumbuhan pendapatan menjadi di bawah 2% dari sebelumnya 2,7%, dengan nilai pendapatan diperkirakan mencapai Rp 152,2 triliun dan laba bersih sekitar Rp 23,3 triliun. Margin EBITDA juga diperkirakan turun menjadi 50,6% dari sebelumnya 51,7%.
Rekomendasi Saham
Dari segi valuasi, Sukarno menilai bahwa saham TLKM saat ini tergolong undervalued, merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.400 per saham. Niko dari BRI Danareksa juga mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp 4.250 per saham, percaya bahwa peningkatan pertumbuhan laba akan terlihat pada tahun 2024. Nafan merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 3.700 per saham.
Kesimpulan
Meskipun PT Telkom Indonesia menghadapi sejumlah tantangan di tahun ini, berbagai faktor positif, termasuk kebijakan pemerintah baru dan upaya efisiensi internal, memberi harapan untuk pertumbuhan yang lebih baik di tahun depan. Dengan fokus pada kesehatan finansial dan inovasi layanan, TLKM berpotensi untuk tetap menjadi pemain dominan di industri telekomunikasi Indonesia. (Zan)