JagatBisnis.com – PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) telah merancang rencana strategis yang ambisius untuk sepuluh tahun ke depan, dengan berbagai proyek dan agenda ekspansi untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menjelaskan bahwa bisnis utama perusahaan upstream, midstream, dan downstream di sektor minyak dan gas (migas) masih akan menjadi tulang punggung hingga tahun 2034, dengan kontribusi diperkirakan mencapai 60% dari total pendapatan.
RAJA juga berencana untuk memperluas jangkauan bisnis dengan memasuki sektor gas alam cair (LNG) dan petrokimia, khususnya blue ammonia. Djauhar menargetkan bahwa hasil dari sektor LNG dan petrokimia dapat mulai diperoleh pada tahun 2028, dengan kontribusi sekitar 30% terhadap pendapatan perusahaan. Selain itu, RAJA berharap untuk mulai menuai hasil dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada tahun 2032, yang diestimasikan memberikan kontribusi 10%.
“Dari proyeksi kami, pada 2034, struktur bisnis RAJA akan terdiri dari 60% dari migas, 30% dari LNG dan petrokimia, dan 10% dari EBT,” jelas Djauhar dalam paparan publik, Rabu (16/10).
Untuk mendukung rencana tersebut, RAJA telah menyiapkan beberapa proyek strategis. Salah satunya adalah pembangunan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kalimantan Timur, yang dikelola oleh anak usaha RAJA, PT Petrotech Penta Nusa. Proyek ini melibatkan pembangunan jaringan pipa sepanjang 120 kilometer dan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal IV-2026 dengan investasi sekitar Rp 3 triliun.
Proyek lain mencakup penyediaan jasa sewa booster compression plant di Blok Sengkang, yang ditargetkan memberikan kontribusi sekitar US$ 50 juta bagi pendapatan RAJA. Selain itu, RAJA juga sedang melakukan studi kelayakan untuk pembangunan terminal LNG dan fasilitas pasokan gas di Kalimantan, serta proses akuisisi proyek hilir migas di Indonesia bagian timur.
Tak ketinggalan, RAJA juga mengincar peluang di sektor energi terbarukan dengan mengikuti tender Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari PT PLN (Persero), menargetkan kapasitas sekitar 90 hingga 100 Megawatt (MW).
Dengan semua proyek tersebut, RAJA menunjukkan kinerja yang positif. Hingga Juni 2024, pendapatan RAJA meningkat 67,15% year-on-year, mencapai US$ 123,51 juta, sementara laba bersih tumbuh 55,32% menjadi US$ 14,29 juta. Direktur Rukun Raharja, Ogi Rulino, menekankan bahwa pendapatan RAJA berasal dari kontrak jangka panjang, memastikan stabilitas kinerja di masa depan.
Pergerakan saham RAJA juga menunjukkan tren positif, dengan kenaikan 5,39% pada Rabu (16/10), menutup perdagangan di level Rp 1.955 per saham, dan secara year-to-date mencatatkan kenaikan sebesar 38,65%.
Dengan visi yang jelas dan proyek-proyek strategis, Rukun Raharja siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di sektor energi dan migas untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. (Zan)