JagatBisnis.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia tengah melakukan langkah penting dengan mengevaluasi program kuota Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa saat ini tersisa sekitar 70-an megawatt (MW) kuota pengembangan PLTS Atap.
“Kuota tinggal 70-an MW, dan penting untuk memantau Commercial Operation Date (COD) yang harus dicapai dalam waktu enam bulan setelah mendapatkan kuota,” jelas Eniya, saat ditemui pada Senin (7/10).
Proyek Kecil Berjalan, Proyek Besar Butuh Waktu
Eniya menambahkan bahwa proyek-proyek PLTS Atap berkapasitas kecil saat ini terus direalisasikan. Namun, proyek dengan kuota besar membutuhkan waktu lebih lama untuk dilaksanakan. “Yang kuota besar memerlukan waktu lebih banyak, dan kami akan melakukan evaluasi pada akhir tahun ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kementerian ESDM juga berupaya untuk meningkatkan pemanfaatan PLTS Atap di luar wilayah usaha PLN. “Kemungkinan realisasi kuota ini baru akan terjadi tahun depan karena masih dalam proses,” katanya.
Rencana Jangka Panjang untuk PLTS Atap
Kuota PLTS Atap diatur dalam Keputusan Dirjen Ketenagalistrikan Nomor 279.K/TL.03/DJL.2/2024, yang menetapkan pengembangan sistem PLTS Atap PLN untuk periode 2024-2028. Keputusan ini membagi kuota menjadi 11 klaster daerah, dengan peningkatan kuota setiap tahunnya.
Pada tahun 2024, kuota PLTS Atap ditetapkan sebesar 901 MW, dan jumlah ini akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 1.593 MW pada tahun 2028. Ini adalah bagian dari rencana pemerintah untuk meningkatkan kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 23% pada tahun 2025.
PLN Siap Menjalankan Proyek PLTS Besar
Sebelumnya, Dewan Energi Nasional (DEN) mengonfirmasi bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan mengembangkan PLTS dengan total kapasitas 1 Giga Watt (GW). Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, menyebutkan bahwa PLN Indonesia Power saat ini tengah menyiapkan proyek PLTS dengan kapasitas 1.000 MW.
Proyek-proyek tersebut meliputi PLTS Terapung Singkarak (50 MW), PLTS Terapung Saguling (60 MW), serta sejumlah proyek lainnya di berbagai daerah, seperti PLTS Banten (80 MW) dan PLTS Jateng (250 MW).
Kesimpulan
Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia berupaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan, khususnya dari sumber matahari. Evaluasi dan pengembangan PLTS Atap adalah bagian dari komitmen untuk mencapai target EBT yang lebih tinggi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dalam memanfaatkan energi surya untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. (Mhd)