JagatBisnis.com – PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Non Petikemas) Branch Pontianak mengalami pertumbuhan yang menggembirakan dengan kenaikan produksi lebih dari 10,5% secara tahunan pada semester I 2024. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PTP Non Petikemas, Indra Hidayat Sani, dalam sebuah pernyataan resmi.
Indra menjelaskan bahwa Terminal Kijing, yang dioperasikan oleh PTP Non Petikemas, telah berkembang menjadi pusat aktivitas pelabuhan internasional yang strategis di Kalimantan Barat. “Sejak peresmiannya, pelabuhan ini mencatat peningkatan signifikan, termasuk lonjakan kunjungan kapal dan arus barang. Pada Semester I 2024, kami berhasil mencatatkan kenaikan produksi lebih dari 10,5% Year on Year (YoY) dibandingkan tahun 2023,” ujarnya pada Jumat (4/10).
Terminal Kijing juga berperan penting dalam mendukung salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI). Semua kegiatan logistik terkait bahan baku dan hasil produksi SGAR akan melalui Terminal Kijing.
Untuk meningkatkan kapasitas operasional, PTP Non Petikemas, yang merupakan anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Group, melakukan penambahan peralatan bongkar muat secara bertahap. Indra mengungkapkan bahwa mereka juga akan meningkatkan sumber daya manusia dan kompetensinya, serta menerapkan Pelindo Terminal Operation System Multipurpose (PTOSM) untuk pelayanan operasional.
Saat ini, PTP Non Petikemas telah mengoperasikan berbagai peralatan bongkar muat, termasuk 5 unit mobile crane, 3 unit excavator, dan 2 unit wheel loader. Rencananya, dalam waktu dekat, mereka akan menambah 2 unit mobile crane dan 2 unit harbour mobile crane, beserta peralatan pendukung lainnya, untuk mendukung kegiatan SGAR dan pelanggan lainnya yang menggunakan Terminal Kijing.
Sebagai operator pelabuhan multipurpose, PTP Non Petikemas berkomitmen penuh untuk mendukung Proyek Strategis Nasional, termasuk proyek hilirisasi mineral seperti SGAR. “Keberhasilan injeksi bauksit perdana ini menunjukkan bahwa kami siap mendukung industrialisasi nasional melalui layanan pelabuhan yang andal dan efisien,” jelas Indra.
Indra juga menambahkan bahwa transformasi operasional yang dilakukan tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga menjamin keselamatan dan keamanan operasional di Terminal Kijing. “Kami terus berinovasi dengan menerapkan enam pilar reformasi kepelabuhanan yang mencakup Proses Bisnis, SDM, Teknologi, Peralatan, Infrastruktur, dan HSSE (Health, Safety, Security, and Environment),” ungkapnya.
Injeksi bauksit perdana ke SGAR merupakan langkah penting menuju pengoperasian penuh smelter yang dijadwalkan pada Oktober 2024. “PTP Non Petikemas berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik dalam mendukung operasional SGAR dan proyek hilirisasi lainnya demi pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan nilai tambah sumber daya alam Indonesia,” tutup Indra. (Mhd)