JagatBisnis.com – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kini tengah fokus mengembangkan sekitar 15,3 Giga Watt (GW) pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai bagian dari Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Executive Vice President Energi Baru Terbarukan PLN, Zainal Arifin, mengungkapkan bahwa target penambahan pembangkit EBT dalam RUPTL ini mencapai 20,9 GW.
“Per April 2024, dari target 20,9 GW, sebanyak 15,3 GW sudah dalam pipeline pengadaan,” kata Zainal di Jakarta, Kamis (3/10).
Tahapan Pengembangan Pembangkit EBT
Berdasarkan informasi dari PLN, terdapat pembangkit EBT yang sedang dalam berbagai tahap pengembangan. Sebanyak 4,06 GW berada dalam tahap studi dan pendanaan, 2,73 GW dalam tahap perencanaan pengadaan, dan 2,5 GW dalam tahap pelaksanaan pengadaan. Selain itu, 5,07 GW sedang dalam tahap Power Purchase Agreement (PPA) dan konstruksi.
Pembangkit yang memasuki tahap PPA dan konstruksi terdiri dari:
- PLTA: 2,85 GW
- PLTP: 1,97 GW
- PLTBm & PLTBiogas: 0,11 GW
- PLTS & PLTB: 0,13 GW
Sementara itu, 0,96 GW pembangkit EBT telah beroperasi secara komersial.
Investasi Besar untuk Energi Terbarukan
Zainal menjelaskan bahwa untuk menambah pembangkit EBT baseload, seperti tenaga panas bumi dan hidro, serta mengembangkan transmisi kelistrikan, program dedieselisasi dan penambahan variabel energi terbarukan diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$ 36 miliar.
Namun, realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) saat ini masih mencapai 16,75%, yang berada di bawah target Pemerintah Indonesia sebesar 23% pada 2025.
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menekankan bahwa PLTS merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang akan ditingkatkan dalam Revisi Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN). Targetnya, kapasitas PLTS akan meningkat menjadi 131 GW hingga 178 GW pada tahun 2060.
“PLTS adalah pembangkit listrik terbesar yang dapat membantu penurunan emisi di tahun 2060, dengan porsi sekitar 40%-41% dari total kapasitas pembangkit EBT,” jelas Djoko.
Meski demikian, ia mencatat bahwa realisasi kapasitas terpasang PLTS pada 2023 baru mencapai 589 Mega Watt (MW), menunjukkan bahwa peluang untuk mendorong pemanfaatan PLTS masih terbuka lebar.
Dengan langkah-langkah strategis ini, PLN berupaya meningkatkan kontribusi energi terbarukan di Indonesia dan mencapai target-target ambisius yang telah ditetapkan. (Zan)