JagatBisnis.com – PT Pertamina (Persero) menunjukkan komitmen kuat dalam menerapkan bisnis berkelanjutan, khususnya melalui pengembangan ekosistem hilir energi yang ramah lingkungan. Salah satu langkah konkret dalam inisiatif ini ditunjukkan oleh anak perusahaan, PT Polytama Propindo, yang merupakan afiliasi dari PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro).
Kunjungan Media ke Polytama
Dalam rangkaian kegiatan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2024 untuk wilayah Teritori Jawa Bagian Barat (JBB), Pertamina mengundang insan media untuk mengunjungi Polytama Propindo. Kunjungan ini memberikan kesempatan kepada media untuk melihat langsung proses produksi plastik ramah lingkungan berbasis polipropilena, yang telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional dan Asia Tenggara.
“Melalui peran media, masyarakat dapat mengetahui penggunaan plastik yang tepat dan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina.
Inovasi Plastik Ramah Lingkungan
Plastik yang diproduksi oleh Polytama dikenal ramah lingkungan karena bahan bakunya, polipropilena, mudah didaur ulang. Proses daur ulang dilakukan dengan metode pirolisis, yang memungkinkan plastik diproses kembali tanpa menghasilkan zat berbahaya.
Dalam produksi, Polytama menggunakan propylene, gas hasil distilasi minyak bumi yang dipasok dari kilang-kilang milik PT Kilang Pertamina Internasional di Balongan, Cilacap, dan Balikpapan.
Direktur Commercial & Support Polytama, Dwinanto Kurniawan, menjelaskan bahwa perusahaan ini menggunakan teknologi canggih untuk menghasilkan bijih plastik yang selanjutnya diolah menjadi berbagai produk dengan merk dagang Masplene®. Produk tersebut tersedia dalam bentuk pellet dan granule, di mana inovasi granule menjadi satu-satunya di Asia Tenggara.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Setiap tahun, Polytama memproduksi sekitar 300.000 ton bijih plastik polipropilena, dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 600.000 ton per tahun pada 2027. Langkah ini akan menjadikan Polytama sebagai produsen terbesar di Indonesia, sekaligus memperkuat kemandirian sektor petrokimia nasional.
Produk plastik ramah lingkungan Polytama telah memenuhi kualifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai 81,83%, dan digunakan dalam berbagai industri, termasuk kemasan makanan, alat rumah tangga, tas belanja, serta komponen otomotif dan elektronik.
“Rencana tahun 2027 akan membawa Polytama menjadi produsen polipropilena terbesar di Indonesia,” pungkas Dwinanto.
Dukungan terhadap SDGs dan Target Emisi
PT Pertamina secara keseluruhan mendukung program-program yang berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis. Upaya ini sejalan dengan target Net Zero Emission pada tahun 2060, bagian dari transisi energi yang tengah digalakkan oleh Pertamina.
Dengan inisiatif ini, Pertamina dan Polytama Propindo tidak hanya berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga pada pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat. (Zan)