JagatBisnis.com – PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menunjukkan ketertarikan untuk berkontribusi dalam pengembangan proyek di Ibu Kota Negara (IKN). Direktur CTRA, Harun Hajadi, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang menjalankan proyek pembangunan pemukiman untuk aparatur sipil negara (ASN).
“Proyek kami mencakup pembangunan 10 menara dalam bentuk rumah susun, yang dikerjakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU),” jelas Harun dalam pernyataan resmi pada Rabu (25/9).
Selain itu, CTRA juga diminta untuk membangun 22 rumah tapak untuk Eselon 1 dengan skema yang sama. Proses proyek saat ini sedang berlangsung, termasuk presentasi profil perusahaan, penyusunan desain dan studi kelayakan (feasibility study), serta pembahasan desain dengan tim arsitektur yang dipimpin oleh Ridwan Kamil. “Kami telah melakukan satu pertemuan dengan tim Ridwan Kamil dan masih menunggu pertemuan kedua,” tambahnya.
Setelah semua proses mendapatkan persetujuan, CTRA akan dinyatakan sebagai pemrakarsa proyek. Selanjutnya, perusahaan akan mengikuti proses tender yang menjadi syarat pemerintah untuk menggarap proyek. “Setelah pemenang ditentukan, kami akan mempersiapkan tahap groundbreaking dan konstruksi,” tuturnya.
Lahan yang disediakan oleh Otoritas IKN (OIKN) untuk pembangunan rumah susun seluas sekitar 8 hektar, sementara untuk rumah tapak seluas 2 hektar. Total investasi untuk proyek ini diperkirakan mencapai Rp 3,5 hingga Rp 3,8 triliun.
Ciputra Group juga diisukan akan segera berpartisipasi dalam pengembangan proyek properti di Wilayah Perencanaan 2 IKN. Namun, CTRA belum memberikan banyak detail mengenai rencana tersebut.
Peluang dan Tantangan
Analis dari Phintraco Sekuritas, Nurwachidah, berpendapat bahwa keterlibatan CTRA dalam proyek IKN akan menjadi katalis positif. Dengan portofolio bisnis yang terdiversifikasi, CTRA dapat meminimalisasi risiko yang terkonsentrasi. Per 31 Juni 2024, Greater Jakarta menyumbang 41% dari pendapatan prapenjualan, diikuti Sumatra 25%.
Kinerja CTRA di kuartal III juga berpotensi meningkat, terutama dengan pemberlakuan insentif PPN DTP 100% pada September 2024 dan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. “Dengan metode relative valuation dan pendekatan price to earning ratio (PER), potensi fair value CTRA diperkirakan berada di level Rp 1.490 per saham,” ungkap Nurwachidah.
Di sisi lain, analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda, menambahkan bahwa proyek IKN bisa berdampak positif pada penjualan dan pendapatan CTRA dalam jangka panjang, terutama jika perusahaan dapat menggarap proyek di wilayah strategis. Namun, dia juga mengingatkan bahwa penggarapan proyek besar bisa meningkatkan beban pembiayaan yang dapat memengaruhi kinerja keuangan CTRA.
Vicky merekomendasikan untuk hold saham CTRA di level Rp 1.430 – Rp 1.440 per saham, sambil memantau area support di level Rp 1.325 – Rp 1.315 per saham dengan target harga Rp 1.385 – Rp 1.395 per saham.
Dengan langkah strategis ini, Ciputra Development berupaya untuk memperkuat posisinya di pasar properti, sambil berkontribusi pada pengembangan Ibu Kota Negara yang baru. (Hky)