Ekbis  

Tekanan Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Penurunan Drastis dan Prospek Masa Depan

Tekanan Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Penurunan Drastis dan Prospek Masa Depan. foto dok e-ipo.co.id

JagatBisnis.com – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengalami penurunan tajam yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Dalam dua hari perdagangan berturut-turut, harga saham BREN terjerembab ke level Auto Rejection Bawah (ARB), dengan penurunan mencapai 19,83% pada Senin (23/9), menyusul penurunan 19,95% pada Jumat (20/9). Harga saham kini berada di Rp 7.075.

Penyebab utama dari penurunan ini adalah keputusan FTSE Russell yang mencoret BREN dari daftar Indeks FTSE Global Equity Indonesia kategori large cap. Keputusan ini terkait dengan konsentrasi pemegang saham yang tinggi, di mana hanya sedikit saham yang beredar di pasar reguler (free float).

Merly, Direktur & Sekretaris Perusahaan BREN, menyatakan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam kepemilikan floating shares sejak pengumuman sebelumnya pada 23 Agustus 2024, ketika BREN dimasukkan dalam indeks. Hingga 19 September 2024, persentase saham free float hanya mencapai 11,66% dari total saham BREN, yang tidak jauh berbeda dari angka saat IPO.

Baca Juga :   Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Dikeluarkan dari Indeks FTSE Russell

Sebanyak 97% saham BREN dikuasai oleh empat pemegang saham utama, dengan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) sebagai pemegang saham terbesar. Merly menegaskan bahwa BREN tetap berkomitmen untuk mengembangkan usaha dan menjalankan strategi bisnis, meskipun mengalami tekanan pasar yang signifikan.

Rekomendasi dan Pandangan Analis

Hendra Wardana, pendiri Stocknow.id, mengamati bahwa pencoretan dari indeks FTSE telah menyebabkan tekanan jual yang besar pada saham BREN. Ia mengingatkan investor untuk mencermati level harga Rp 5.500 sebagai support krusial, yang dapat menjadi area potensi rebound.

Baca Juga :   Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Dikeluarkan dari Indeks FTSE Russell

“Jika ada akumulasi dari investor besar, seperti yang dilakukan Prajogo Pengestu sebelumnya, ini bisa menjadi sinyal positif untuk potensi rebound,” ujar Hendra. Namun, ia juga menekankan pentingnya untuk waspada terhadap sentimen negatif yang masih beredar.

Daniel Agustinus, Certified Elliott Wave Analyst, memperkirakan bahwa tekanan jual pada BREN mungkin hanya sementara, dan level harga Rp 5.500 juga dapat berfungsi sebagai support. Ia menyarankan untuk mempertimbangkan strategi buy on weakness untuk trading jangka pendek.

William Hartanto, pengamat pasar modal, sepakat ada peluang untuk buy on weakness. Namun, ia merekomendasikan untuk menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai perkembangan indeks FTSE sebelum mengambil keputusan.

Baca Juga :   Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Dikeluarkan dari Indeks FTSE Russell

Dampak pada IHSG

Meskipun saham BREN mengalami penurunan signifikan, hal ini tidak mengubah tren positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang masih bergerak naik berkat saham big caps lainnya. Pada hari yang sama, IHSG menguat 0,42% ke posisi 7.775,73, meskipun BREN mengalami ARB.

Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas menambahkan bahwa support terdekat untuk BREN saat ini berada di Rp 6.650, dengan resistance di Rp 7.300. Ia menyarankan untuk wait and see, mengingat posisi saham yang masih dalam fase downtrend.

Dengan perkembangan ini, investor diharapkan untuk tetap tenang dan mengamati situasi pasar secara keseluruhan, karena kondisi pasar saham saat ini masih cukup baik, meskipun BREN menghadapi tantangan yang cukup berat. (Hky)