JagatBisnis.com – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), berkolaborasi dengan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), kini meluncurkan produk baru, heavy aromatic, yang akan menjadi bahan baku penting untuk produksi solvent (pelarut). Kolaborasi ini menandai langkah signifikan dalam diversifikasi dan ekspansi portofolio produk petrokimia KPI.
Vice President Commercial & Sales KPI, Aji Danardono, menjelaskan bahwa komersialisasi produk petrokimia, termasuk heavy aromatic, adalah bagian dari inisiatif bisnis perusahaan. KPI, sebagai Sub Holding Refining & Petrochemical, berperan sebagai pemasok kondensat yang diolah TPPI menjadi berbagai produk petrokimia. “Sinergi ini menghasilkan produk seperti heavy aromatic, gasoline, paraxylene, dan benzene,” ungkap Aji dalam keterangan resmi pada Jumat, 2 Agustus 2024.
Heavy aromatic, yang dihasilkan oleh TPPI dengan kapasitas produksi mencapai 18.000 barrel atau setara 2.500 metrik ton per bulan, akan berfungsi sebagai bahan baku utama untuk solvent. Kilang TPPI yang berlokasi di Tuban juga dikenal memproduksi berbagai produk unggulan, termasuk paraxylene, benzene, dan orthoxylene dari kelompok aromatik, serta Mogas 92/Pertamax, Mogas 90/Pertalite, dan Gas Oil/Solar dari kelompok petroleum.
Awal Agustus 2024, KPI, TPPI, dan PT Pertamina Petrochemical Trading melakukan pengapalan produk heavy aromatic dengan volume 31 ribu barrel menuju Hazira Port di India. Pengapalan ini menambah total akumulasi pengapalan produk heavy aromatic di tahun 2024 menjadi 56.000 barrel, mengikuti pengapalan perdana pada Juni 2024.
Sinergi ini sejalan dengan target Pertamina untuk meningkatkan pendapatan dari petrokimia hingga US$ 10 hingga US$ 30 miliar pada tahun 2030. Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, mengungkapkan bahwa KPI mendukung industri petrokimia nasional di tengah tren peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dan petrokimia yang diperkirakan akan mencapai 7.646 kilo ton per tahun pada 2030. “Saat ini, kapasitas domestik hanya mampu memproduksi sekitar 1.000 kilo ton per tahun,” jelas Hermansyah.
Kinerja kilang TPPI menunjukkan agresivitas portofolio petrokimia terintegrasi KPI. TPPI saat ini mampu mengolah hingga 100.000 barrel per hari kondensat atau naphtha dan menghasilkan 780 ribu ton paraxylene, 528 ribu ton benzene, dan 112 ribu ton orthoxylene per tahun. Selain itu, TPPI juga memproduksi LPG hingga 140 ribu ton per tahun, 1 juta ton light naphtha per tahun, 3,6 juta barrel gas oil per tahun, dan 23,7 juta barrel mogas (92, 90) per tahun.
Dengan langkah strategis ini, KPI dan TPPI menunjukkan komitmen mereka untuk memperluas cakupan dan kapabilitas produk petrokimia, memperkuat posisi mereka di pasar global, dan mendukung pertumbuhan industri petrokimia nasional. (Hky)