Kementerian Pertanian Optimalkan Lahan Food Estate Padi di Merauke untuk Ketahanan Pangan Nasional

Kementerian Pertanian Optimalkan Lahan Food Estate Padi di Merauke untuk Ketahanan Pangan Nasional. foto dok bsip.pertanian.go.id

JagatBisnis.com – Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia sedang melaksanakan proyek ambisius untuk mengoptimalkan lahan food estate padi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa tahap awal proyek ini mencakup optimasi lahan seluas 40.000 hektare. Dari total luas tersebut, sekitar 10.000 hektare telah selesai dioptimasi, dengan beberapa di antaranya sudah panen. “Kami terus mengolah, menanam, dan memanen. Setelah panen, kami langsung mengolah kembali untuk penanaman berikutnya,” ujar Amran saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 1 Agustus.

Amran menambahkan bahwa Kementan berfokus untuk memastikan sawah dapat berproduksi secara optimal. Salah satu target utamanya adalah meningkatkan frekuensi masa tanam dari satu kali menjadi dua atau tiga kali per tahun. “Potensi hasil per hektare saat ini adalah 6 hingga 7 ton. Kami menargetkan ke depannya bisa mencapai 8 ton per hektare,” kata Amran.

Baca Juga :   Mentan: Tambahan Alokasi Pupuk Bersubsidi Sedang dalam Proses Anggaran ABT 2024

Ke depan, Kementan berencana untuk mengusulkan agar food estate Merauke dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK). Dalam hal ini, BUMN pangan diharapkan akan memimpin pengembangan kawasan tersebut. “Nanti akan ada beberapa perusahaan yang terlibat, dan BUMN pangan akan menjadi pemimpin dalam pengembangan ini,” tambah Amran.

Guru Besar Teknologi Hasil Pertanian Unika Santo Thomas Medan, Posman Sibuea, mengingatkan pentingnya perencanaan yang matang dalam desain program food estate sebagai KEK. “Perencanaan harus melibatkan riset universitas, usaha industri, dan masyarakat lokal sebagai pemangku kepentingan. Integrasi yang baik dari berbagai elemen ini sangat penting,” ujar Posman.

Baca Juga :   Petani Harus Gunakan Pupuk Secara Berimbang

Presiden Joko Widodo juga terlibat langsung dalam pengawasan proyek ini. Pada 23 Juli 2024, Jokowi mengunjungi Desa Telaga Sari di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, untuk meninjau simulasi penggunaan teknologi drone dalam penyebaran pupuk. Simulasi ini adalah bagian dari implementasi konsep pertanian pintar (smart farming).

Kepala Balai Pelatihan Pertanian, Roni, menjelaskan bahwa smart farming berbasis Internet of Things (IoT) memanfaatkan jaringan internet untuk pengambilan keputusan pertanian. “Kami menggunakan bahasa pemrograman Android untuk memudahkan pengoperasian melalui handphone,” kata Roni.

Smart farming menawarkan berbagai manfaat nyata bagi petani, termasuk pengendalian jarak jauh dan sistem cuaca otomatis yang memantau suhu udara, curah hujan, kelembapan tanah, dan banyak lagi. Dengan teknologi ini, kegiatan penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan data yang dikumpulkan.

Baca Juga :   Mentan Amran Lakukan Upaya Khusus Akselerasi Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di Kalsel

“Misalnya, jika kelembaban tanah di bawah 30%, sistem akan memberikan sinyal untuk menyiram. Sebaliknya, jika kelembaban tanah di atas 30%, tidak perlu disiram. Semua ini dapat dikendalikan melalui aplikasi di handphone,” jelas Roni.

Dengan berbagai inovasi dan pengelolaan yang terencana, Kementerian Pertanian berharap proyek food estate Merauke tidak hanya akan meningkatkan produksi padi tetapi juga menjadi model untuk pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di seluruh Indonesia. (Mhd)