JagatBisnis.com – PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melaporkan hasil yang menggembirakan pada semester pertama tahun 2024 dengan pendapatan prapenjualan (marketing sales) mencapai Rp 796,3 miliar, meningkat 38% secara tahunan dari Rp 578,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary APLN, Justini Omas, mengungkapkan bahwa pencapaian ini mencerminkan kinerja positif perusahaan dalam proyek-proyek perumahan dan apartemen. Proyek utama yang mendukung pencapaian ini antara lain Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta, dan Parkland Podomoro Karawang. Sementara itu, segmen apartemen terdiri dari proyek Podomoro City Deli Medan dan Podomoro Golf View.
Dalam laporan keuangan semester I-2024, APLN mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 1,88 triliun, sedikit meningkat dari Rp 1,86 triliun di semester I-2023. Angka tersebut terdiri dari penjualan sebesar Rp 1,16 triliun dan pendapatan berulang sebesar Rp 723,52 miliar. Meski demikian, APLN masih mengalami rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 27,77 miliar, namun berhasil menurun drastis dari rugi bersih Rp 103,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Per akhir Juni 2024, jumlah aset APLN tercatat Rp 26,72 triliun, mengalami penurunan dari Rp 28,32 triliun pada akhir Desember 2023. Ekuitas perusahaan juga turun sedikit menjadi Rp 13,40 triliun, dari Rp 13,45 triliun di akhir tahun lalu.
Dalam upaya memperbaiki struktur keuangan, APLN berhasil melunasi seluruh pinjaman Senior Notes milik anak usaha di Singapura, APL Realty Holdings Pte.Ltd., senilai US$ 300 juta. Pada 3 Juni 2024, APLN membayar sisa pinjaman sebesar US$ 131,96 juta setelah sebelumnya pada Juli 2023, APL Realty melakukan Tender Offer dan membeli kembali sebagian Senior Notes sebanyak US$ 168,04 juta.
Langkah ini memungkinkan APLN untuk mengonversi utang obligasi dolar AS menjadi pinjaman dalam rupiah, menyelaraskan pembiayaan dengan sumber pendapatan perusahaan. Akibatnya, jumlah liabilitas APLN turun menjadi Rp 13,32 triliun di semester I-2024, dibandingkan dengan Rp 14,87 triliun pada akhir 2023. Justini Omas menambahkan, “Likuiditas perusahaan semakin kuat seiring dengan hilangnya tekanan akibat peningkatan beban bunga utang dalam valuta asing.”
Secara keseluruhan, APLN menunjukkan kemajuan yang solid di semester pertama 2024, dengan kinerja keuangan yang positif dan langkah strategis dalam pengelolaan utang. Perusahaan optimis dapat mempertahankan momentum ini dan terus memperkuat posisi di pasar properti Indonesia. (Hky)