Ekbis  

APBI Dorong Sinergi untuk Penguatan Sektor Pertambangan Batubara di Sumatera Selatan

APBI Dorong Sinergi untuk Penguatan Sektor Pertambangan Batubara di Sumatera Selatan. foto dok unitedtractors.com

JagatBisnis.com – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) bersama jajaran pemerintah baru-baru ini menggelar seminar bertajuk “Kontribusi Pertambangan Batubara untuk Membangun Sumatera Selatan” di Palembang pada 25 Juli 2024. Acara ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan mengeksplorasi kontribusi sektor pertambangan batubara di provinsi yang merupakan penghasil batubara terbesar ketiga di Indonesia.

Seminar ini membahas dua topik utama: kontribusi pertambangan batubara di Sumatera Selatan dan peran penting jalur logistik dalam mendukung sektor ini. Asisten Deputi Pertambangan & Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Tubagus Nugraha, menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki tata kelola pertambangan melalui peluncuran aplikasi SIMBARA. Digitalisasi ini diharapkan dapat mencatat seluruh kegiatan dari hulu ke hilir dan meningkatkan penerimaan negara.

“Kita perbaiki semuanya supaya tata kelola lebih baik dan transparan. Ini mempersempit orang ketemu orang,” ujar Tubagus dalam siaran pers.

Baca Juga :   Dampak Ekspor Batu Bara Dilarang, Potensi Devisa USD3 Miliar per Bulan Hilang

Sekretaris Jenderal APBI, Haryanto Damanik, menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Dinas ESDM Provinsi Sumatera Selatan, produksi batubara di daerah ini mencapai 105,8 juta ton pada tahun 2023. Haryanto juga menyoroti pentingnya kesiapan daerah dalam era transisi energi untuk mendukung target pemerintah menuju emisi nol pada tahun 2060.

“Melalui diskusi ini, kita ingin mengetahui kesiapan daerah dalam mendukung transisi energi dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik,” kata Haryanto. Ia juga menekankan bahwa pengelolaan lingkungan yang baik, termasuk reklamasi pasca tambang, telah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Selain itu, Haryanto menegaskan pentingnya aspek kesiapan logistik, dengan dua jalur transportasi—darah dan air—yang telah beroperasi dengan baik. “Sektor logistik ini juga menjadi peluang investasi menarik ke depan dalam menunjang produktivitas perusahaan pertambangan batubara, khususnya di Sumatera Selatan,” jelasnya.

Baca Juga :   Dampak Ekspor Batu Bara Dilarang, Potensi Devisa USD3 Miliar per Bulan Hilang

APBI saat ini memiliki 161 anggota, terdiri dari 94 produsen batubara dan 67 jasa penunjang batubara. Di Sumatera Selatan, terdapat 16 perusahaan anggota APBI yang berkontribusi hampir 8% terhadap produksi nasional dan 57,9% dari produksi batubara provinsi ini.

Menurut Haryanto, anggota APBI berperan signifikan dalam penerimaan negara, dengan hampir 80% kontribusi dari sektor pertambangan. Pada tahun 2022 dan 2023, penerimaan negara dari sub-sektor mineral & batubara melebihi sektor minyak dan gas bumi. Target PNBP untuk sektor mineral dan batubara pada tahun 2024 sebesar Rp 113,5 triliun, sementara realisasi PNBP per semester 1 tahun 2024 mencapai Rp 73,44 triliun, atau 64,68% dari target.

Baca Juga :   Dampak Ekspor Batu Bara Dilarang, Potensi Devisa USD3 Miliar per Bulan Hilang

Sementara itu, sektor logistik juga menunjukkan kinerja yang menjanjikan. VP Corporate Planning PT Kereta Api Logistik, Sitti Choiriah, melaporkan peningkatan signifikan dalam pengangkutan batubara dengan moda kereta api. Dari 32,6 juta ton pada tahun 2020, angka ini meningkat menjadi 49 juta ton pada tahun 2023, dengan target mencapai 85 juta ton pada tahun 2027.

“Peningkatan produksi batubara harus diimbangi dengan kesiapan pengangkutan. Sesuai arahan gubernur, kita berusaha agar tidak mengganggu transportasi darat,” kata Sitti.

Seminar ini menunjukkan komitmen semua pihak untuk terus mendorong sektor pertambangan batubara di Sumatera Selatan dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta keberlanjutan industri melalui sinergi yang lebih baik dan pengelolaan yang terintegrasi. (Zan)