Ekbis  

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh): Kendala dan Respon dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh): Kendala dan Respon dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

JagatBisnis.com – Proyek ambisius Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh, menjadi sorotan setelah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melaporkan kerugian signifikan pada tahun buku 2023, sebesar Rp 7,12 triliun, yang sebagian disebabkan oleh proyek ini. Direktur Utama PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, memberikan tanggapan terhadap klaim WIKA, salah satu kontraktor utama dalam proyek ini.

Dwiyana menjelaskan bahwa dalam kerangka proyek Whoosh, WIKA berperan sebagai salah satu kontraktor dalam konsorsium pembangunan infrastruktur kereta cepat. Menurutnya, semua penagihan dari kontraktor harus mematuhi ketentuan yang ada dalam kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction).

Baca Juga :   Peresmian Kereta Cepat Whoosh Ditunda ke 2 Oktober 2023

“Yang penting kalau di KCIC, WIKA itu sebagai kontraktor, ya kan. Artinya semua penagihan dari kontraktor itu harus ikuti semua yang ada di klausul di kontrak EPC,” ujar Dwiyana di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Dwiyana menekankan pentingnya tata kelola yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dalam setiap tahapan proyek. Meskipun demikian, ia tidak bersedia untuk memberikan komentar lebih lanjut terkait klaim kerugian yang dilaporkan oleh WIKA, dan mengarahkan untuk menanyakan langsung kepada WIKA.

“Saya pikir tanyakan ke WIKA saja, deh,” tambahnya.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, juga memberikan tanggapannya terkait kerugian yang dialami WIKA, menyatakan bahwa kejadian tersebut terjadi ketika WIKA masih menjadi kontraktor dalam proyek tersebut.

Baca Juga :   Rekor Harian: Kereta Cepat Whoosh Catat Lonjakan Penumpang Terbesar

“Itu waktu kontraktor, waktu kontraktor,” ungkap Kartika singkat.

Sebelumnya, Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menjelaskan bahwa beban besar kerugian pada tahun buku 2023 dipengaruhi oleh peningkatan beban bunga dan beban lainnya, sebagian besar terkait dengan pembiayaan proyek Kereta Cepat Whoosh. WIKA telah menyuntikkan modal sebesar Rp 6,1 triliun ke proyek ini melalui PSBI (penyertaan pada proyek bersama), namun sebagian besar dana tersebut masih dalam perselisihan atau belum dibayar.

“Penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun (untuk konsorsium Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung). Kemudian, yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun, sehingga hampir Rp 12 triliun,” ungkap Agung.

Baca Juga :   WIKA Bidik Dana Jumbo Rp 9,22 Triliun untuk Bangun IKN dan PSN: Aksi Korporasi Terbesar di 2024!

WIKA terpaksa mengandalkan utang melalui penerbitan obligasi untuk memenuhi kebutuhan modal proyek, yang mengakibatkan beban bunga yang tinggi.

Meskipun demikian, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap menjadi salah satu proyek strategis di Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, penyelesaian masalah dan pengelolaan risiko secara efektif oleh semua pihak terlibat menjadi krusial untuk kelangsungan proyek ini dan manfaat jangka panjangnya bagi masyarakat dan perekonomian nasional. (Zan)