Ekbis  

FGD Sawitsetara: Mendukung Edukasi dan Keberlanjutan Program Biodiesel di Indonesia

FGD Sawitsetara: Mendukung Edukasi dan Keberlanjutan Program Biodiesel di Indonesia. foto dok sawitsetara.co

JagatBisnis.com – Pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang diinisiasi oleh Sawitsetara dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), berbagai pemangku kepentingan dari industri biodiesel berkumpul di Jakarta untuk mengatasi perbedaan persepsi dan meningkatkan dukungan terhadap program biodiesel di Indonesia.

Achmad Mulizal Sutawijaya, Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, menyoroti pentingnya memperbaiki pemahaman terkait manfaat biodiesel, yang sering kali salah dipahami sebagai keuntungan eksklusif bagi koperasi tanpa memberikan dampak positif bagi petani swadaya. “Kita harus memahami kembali bahwa program biodiesel ini sangat inklusif. Banyak yang masih memiliki persepsi salah bahwa biodiesel hanya bermanfaat untuk koperasi,” ujarnya.

Dalam konteks ini, peran mahasiswa juga ditekankan sebagai agen perubahan dalam menyebarkan informasi yang benar dan akurat di kalangan mereka.

Rapolo Hutabarat, Head of Sustainability Division Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), menekankan urgensi penyelesaian masalah di sektor hulu sawit sebagai kunci keberlanjutan program biodiesel. “Masalah di sektor hulu harus segera diatasi karena ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan baku,” katanya. Diskusi juga memfokuskan pada pentingnya program blending biofuel, seperti B40, dan potensi peningkatan yang lebih lanjut di masa mendatang.

Rino Afrino, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), menyoroti pentingnya legalitas lahan dan peningkatan produktivitas di sektor hulu sawit. “Ada 3,4 juta hektare sawit yang terancam kehilangan legalitas lahan. Ini perlu segera ditangani,” ungkapnya. Dia juga menyoroti realisasi yang masih rendah dari Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang baru mencapai 390 ribu hektare dari target 2,4 juta hektare.

Bina Restituta Barus, Pelaksana Fungsi Perencanaan Pemasaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjelaskan bahwa industri sawit merupakan anugerah besar bagi Indonesia. “Sawit adalah kekayaan yang dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dari hulu hingga hilir,” katanya. Barus mendorong mahasiswa untuk melihat potensi besar dari industri sawit di masa depan.

FGD ini diharapkan menjadi langkah awal yang penting dalam menyatukan persepsi dan mengatasi tantangan yang ada dalam industri biodiesel. Diskusi ini juga bertujuan untuk meningkatkan dukungan terhadap program pemerintah terkait kelapa sawit, sambil mempromosikan pendidikan dan kesadaran akan manfaat biodiesel bagi keberlanjutan lingkungan dan ekonomi nasional. (Zan)