JagatBisnis.com – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) optimis menghadapi tantangan eksternal seperti pelemahan rupiah terhadap dolar AS dengan strategi yang efektif. Erlin Budiman, Head of Investor Relations & Corporate Communications SSIA, menjelaskan bahwa risiko kenaikan biaya bahan baku telah dialihkan kepada pemilik proyek, sehingga tidak signifikan mempengaruhi keuangan perusahaan.
Pada kuartal I 2024, SSIA mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp 1,09 triliun, naik 13,8% YoY dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor perhotelan yang melonjak 28% YoY menjadi Rp 233,2 miliar, serta pertumbuhan yang kuat dari segmen properti (24,5%) dan konstruksi (9,6%).
Pendapatan SSIA pada kuartal tersebut didominasi oleh sektor properti dengan Rp 1,09 triliun, diikuti oleh konstruksi Rp 713,1 miliar, dan perhotelan Rp 233,2 miliar.
Laba kotor SSIA pada kuartal I 2024 meningkat 34,4% YoY menjadi Rp 307,0 miliar, didorong oleh kenaikan yang signifikan dari sektor properti (71,2%) dan perhotelan (32,7%).
“Tahun ini, SSIA menargetkan pendapatan konsolidasi akan tumbuh sekitar 23% menjadi Rp 5,6 triliun, dengan laba bersih yang diperkirakan melonjak sekitar 182% menjadi Rp 500 miliar,” ungkap Erlin.
Dalam rangka pengembangan proyek, SSIA mengalokasikan Capex sebesar Rp 1,3 triliun untuk 2024, dengan fokus utama pada pengembangan proyek Subang Smartpolitan.
Dengan pencapaian positif dan proyeksi pertumbuhan yang optimis, SSIA tetap berkomitmen untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang di pasar yang dinamis. (Mhd)