MenkopUKM Ingatkan Bahaya eCommerce Temu Asal China Bila Masuk Indonesia

jagatbisnis.com –  Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengingatkan bahaya masuknya platform global Crossborder asal China, yakni Temu, yang memasarkan produk langsung dari pabrik ke konsumen, yang bakal berdampak besar pada pelaku UMKM di Indonesia.

“Aplikasi dari Cina itu sudah masuk ke 58 negara dan kita khawatir kalau itu masuk ke Indonesia. Wah, ini berat,” ungkap MenkopUKM, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPR RI Komisi VI, di Jakarta, Senin (10/6).

Kekhawatiran Menteri Teten bukan tanpa alasan. Pasalnya, Temu yang sudah diluncurkan pada September 2022 lalu, dilaporkan sudah mendominasi di beberapa negara. CNBC Internasional melaporkan aplikasi itu telah menduduki puncak toko aplikasi.

Baca Juga :   Resmikan RPB, MenKopUKM Dorong Produk Kulit Garut Bisa Setara Kualitas Brand Italia

Sebagai informasi, aplikasi sudah tersedia baik di App Store maupun Play Store. Perkembangannya juga luar biasa di beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, Perancis, Italia, Jerman, Belanda Spanyol, dan Inggris.

Negara lain yang sudah dimasuki Temu adalah Fillipina pada 26 Agustus dan Malaysia per 8 September 2023 lalu. Sementara itu, di Indonesia belum tersedia.

MenkopUKM mengakui belum mengetahui sudah sejauhmana proses Temu beroperasi di Indonesia. Namun, Menteri Teten mengingatkan Indonesia sudah memiliki aturan main yaitu Permendag 31/2023 yang melarang crossborder menjual produk di bawah harga US$100.

Baca Juga :   Penyusunan Draf RUU Perkoperasian Ditargetkan Rampung Oktober 2022

“Yang saya khawatirkan, dulu juga TikTok melanggar aturan dibiarkan dua tahun oleh pemerintah,” tandas Menteri Teten.

MenkopUKM merasa perlu mengangkat isu tersebut karena keadaan ekonomi UMKM saat ini indeks bisnisnya turun, omzet turun, dan NPL (kredit macet) juga naik. “Kalau ditambah lagi masuk persaingan produk UMKM dari Cina maupun pabrikan Cina yang pasti murah lewat platform global, ini sudah pasti berat,” terang Menteri Teten.

Baca Juga :   Teten: Produk Wellnes Bali Harus Mendunia

Bagi MenkopUKM, kondisi tersebut jauh lebih berbahaya ketimbang TikTok, karena langsung dari pabrik. Kalau di TikTok masih ada peluang reseller, juga ada afiliator, atau dengan kata lain masih membuka lapangan kerja.

“Kalau di Temu, ini kan memangkas langsung ke konsumen. Selain harganya murah, juga memangkas banyak lapangan kerja di jalur misalnya distribusi, dan sebagainya,” papar MenkopUKM. (Hfz)

MIXADVERT JASAPRO