Bahlil: Pembangunan IKN Akan Genjot Perekonomian Daerah Penyangga Sekitar

jagatbisnis.com – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meyakini, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi daerah-daerah penyangga lainnya seperti Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara.

“Sekarang lihat, pertama ekonomi di Kaltara pasti ke depan akan dapat manfaatnya. Dan ini konsen tata kota yang paling baik, yang dipakai itu 30% sedangkan 70% alam. Ini salah satu kota terbaik di dunia. Saya disuruh memimpin investasinya,” tutur Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/4).

Sementara itu terkait perencanaan investasi di IKN, Bahlil menjelaskan, klaster pertama investasi yang dipimpinnya memprioritaskan investor atau pengusaha dalam negeri, kemudian klaster kedua diisi oleh investor asing.

Menurutnya, dengan adanya pembangunan IKN, akan memicu peradaban baru dalam pengelolaan kota dan invesetasi. Pihaknya akan membangun pusat kawasan ekosistem industrialisasi dari batu bara dan mendorong sektor hilirisasi pertanian dan perkebunan serta kelautan. Nantinya, Kalimantan Selatan akan menjadi penyangga pertama IKN.

“Di sana kita pakai mobil listrik, yang dari PLTA. Indonesia kita bangun di wilayah-wilayah yang bukan hutan. Dan Kalsel itu masuk dalam investasi kurang lebih hampir Rp 7 triliun,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Univeristas Lambung Mangkurat (ULM), Ahmad Alim Bachri, mengatakan pihaknya merencanakan ULM menjadi kampus ketahanan pangan nasional, pusat penelitian lahan basah, dan mangrove dunia karena keberadaan ULM yang di Kalimantan Selatan merupakan potensi gerbang utama bagi IKN.

Ahmad menjelaskan, dalam perencanaanya akan dibangun pelabuhan internasional. ULM diharapkan mampu berperan untuk mengamankan dari sisi lingkungan.

“Bukankah pelabuhan internasional IKN akan berada di Kalimantan Selatan, ada di Kabupaten Kota Baru yang akan dihubungakan oleh jalan tol yang jarak tempuhnya 1,5 jam dari Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingga ULM sudah ada di seitar pelabuhan rencana pembagunan pelabuhan internasional dengan upaya untuk mengamankan sisi lingkungan pelabuhan,” ungkap Ahmad.

Ahmad menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan untuk menguasai lahan magrove seluas 621 hektar untuk dijadikan pusat penelitian lahan basah dan mangrove dunia.

“Dengan KLHK kita mengusulkan untuk menguasai lahan mangrove seluas 621 hektar dan informasinya sudah masuk untuk menunggu persetujuan KLHK,” imbuhnya. (Hfz)