JagatBisnis.com – Israel mengumumkan bahwa pasukannya telah berhasil merebut kembali perbatasan Gaza dari cengkeraman militan Hamas, dan kini area yang menjadi sasaran serangan bertubi-tubi antara Hamas dan Israel kembali dalam keadaan aman pada Selasa (10/10). Ini terjadi di tengah konflik terbesar dalam beberapa dekade di Timur Tengah yang pecah pada Sabtu (7/10) dan telah menewaskan ribuan orang.
Dilansir dari Reuters, Israel telah meluncurkan serangan udara tanpa henti semalaman ke area perbatasan Gaza. Mereka juga melaporkan telah menanam ranjau di lokasi-lokasi yang sebelumnya dihancurkan oleh militan Hamas sebagai bagian dari tembok pemisah di perbatasan tersebut.
Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengumumkan dalam pernyataan yang disiarkan di Radio Angkatan Darat Israel bahwa tidak ada lagi penyusupan baru yang datang dari Gaza sejak kemarin.
Konflik ini dimulai ketika Hamas melancarkan “Operasi Badai Al-Aqsa,” di mana para pejuangnya dikerahkan ke permukiman ilegal Israel dengan berbagai cara, termasuk menggunakan paralayang. Setelah berhasil masuk ke dalam wilayah yang diduduki Israel, militan Hamas meluncurkan serangan dan menyandera puluhan orang, termasuk warga sipil dan petinggi militer.
Di bagian selatan Israel, yang menjadi titik serangan utama Hamas, juru bicara militer Israel mengatakan pasukannya telah berhasil menguasai kembali komunitas-komunitas Yahudi di wilayah tersebut. Namun, mereka mengakui bahwa masih terjadi bentrokan-bentrokan berskala kecil karena masih ada sejumlah orang bersenjata di sana.
Israel mencapai kondisi aman tersebut setelah melancarkan serangan udara semalaman ke area perbatasan Gaza. Militer Israel melaporkan bahwa mereka menyerang target-target di Jalur Gaza baik dari laut maupun udara. Target yang diserang termasuk sebuah depot senjata yang diyakini dimiliki oleh sekutu Hamas, Jihad Islam Palestina (Palestinian Islamic Jihad/PIJ), dan fasilitas militer Hamas sepanjang garis pantai Gaza.
Konflik ini telah menimbulkan kekhawatiran dunia internasional dan memakan banyak korban jiwa. Masyarakat internasional terus berupaya untuk mediasi guna mengakhiri konflik yang telah berkecamuk selama beberapa hari ini. (tia)