BRI Akan Usut dan Tangkap Pelaku Penipuan Berkedok Kurir Paket

JagatBisnis.com –   PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI akan mengusut kasus penipuan social engineering (soceng) yang membuat saldo tabungan BRI korban ludes.Adapun kasus penipuan ini mengatasnamakan kurir J&T Express yang akan mengirim paket ke korban dengan mengirimkan sebuah file yang harus diunduh dan diinstall korban.

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengusut kasus penipuan ini. Karena untuk menghadapi kasus-kasus yang ada saat ini, pihaknya juga harus terus proaktif berkolaborasi dengan Polri untuk melakukan pengungkapan dan penangkapan para pelaku kejahatan soceng. 

“Seiring dengan tren digitalisasi perbankan, kejahatan siber seperti soceng ini menjadi ancaman kami. Apalagi intensitasnya dari tahun ke tahun terus meningkat
Karena para penipu ini terus mencoba mengadopsi teknologi terbaru untuk menciptakan berbagai modus penipuan baru untuk melakukan kejahatan siber,” katanya, Sabtu (10/12/2020). 

Sementara itu, lanjut dia, keamanan data dan transaksi nasabah merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, pihaknya berupaya menerapkan serangkaian kebijakan dan pedoman operasional pengamanan privasi data nasabah di seluruh operasional unit kerja.

”Untuk mengembangkan keamanan siber, kami telah mengadopsi kerangka kerja keamanan siber dari National Institute of Standard and Technology (NIST) yaitu NIST CSF (Cybersecurity Framework),” jelasnya.

Kendati demikian, dia meminta agar masyarakat terus mewaspadai berbagai model kejahatan siber yang dilakukan seperti hacking, phishing, pharming, soceng, dan skimming yang umumnya ditemukan.

“Masyarakat dapat melakukannya dengan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti nomor kartu ATM, PIN, CVV atau CVN, kode OTP atau token, berhati-hati dalam melakukan transaksi, serta memastikan bahwa transaksi dlakukan pada channel resmi kami,” pungkasnya. (*/eva)

Baca Juga :   Tahun ini, BRI Targetkan Dapat Salurkan 60 Persen Jatah KUR ke Sektor Produktif