PLN Sulit Dapat Batu Bara, RI Bisa Krisis Listrik Lagi

JagatBisnis.com –  PT PLN (Persero) saat ini masih kesulitan mendapatkan suplai batu bara dari pemasok untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Hal ini terjadi seiring dengan tingginya harga komoditas batu bara di pasar internasional yang saat ini hampir menembus US$ 400 per ton.

EVP Batubara PLN Sapto Aji Nugroho mengungkapkan, akar permasalahan sulitnya mendapatkan suplai batu bara karena adanya disparitas harga batu bara antara ekspor yang mencapai USD400-an per ton dengan harga kewajiban batu bara patokan dalam negeri (DMO) yang hanya USD70 per ton. Karena kebijakan DMO USD70 per ton sudah sangat baik dan memberikan kepastian pagu harga beli batu bara. Sehingga beban fiskal kelistrikan terukur dengan baik.

“Namun, kebijakan harga DMO USD70 per ton belum paripurn. Karena belum mampu menyelesaikan permasalahan security of supply batu bara untuk menjamin keberlangsungan penyediaan listrik secara berkelanjutan,” kata Sapto dalam Diskusi Publik Wacana BLU Batu Bara, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga :   PLN NTT Hadirkan SPKLU di Kota Kupang

Menurut dia, saat ini pihaknya sedang menghadapi masalah fundamental yang sangat serius. Karena penambang batu bara yang kontraknya sudah berakhir tidak mau melanjutkan kontraknya. Selain itu, penambang yang belum berkontrak dengannya juga tidak ada yang mau berkontrak.

Baca Juga :   Krisis Batu Bara, PLN Dipastikan Tak Hambat EBT

“Kami bisa bertahan menjaga pasokan batu bara dengan mengandalkan adanya penugasan Ditjen Minerba, dengan menggunakan klausa dalam Kepmen 13/2022. Apalagi, saat ini perusahaan batu bara tidak menyuplai batu bara ke kepada kami. Karena perusahaan tersebut menunggu terbitnya pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) Batu Bara. Makanya, pemasok mencoba menahan suplai batu bara ke perusahaannya menunggu munculnya BLU batu bara tersebut.

Baca Juga :   PLN Jatim Memperluas Penerangan Dusun Terluar Wilayah

“Ini akan semakin mempersulit kami mendapatkan pasokan batu bara. Jadi, pemasok yang mendapatkan penugasan dari Minerba banyak yang bersedia melaksanakan penugasan di TW 4. Hal ini karena berharap BLU sudah berjalan. Apalagi, saat ini stok batu bara kami berada di level 19 hari operasi (HOP). Jika tidak ada kepastian dan sulitnya suplai batu bara ke kami, tentunya HOP terus akan mengalami penurunan,” pungkasnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO